Pasar Tanah Abang Tutup hingga 5 April 2020
Perumda Pasar Jaya menutup sementara Pasar Tanah Abang Blok A, Blok B, dan Blok F. Pusat grosir di Jakarta Pusat itu hanya buka di Blok G. Itu pun dibatasi hanya pedagang bahan pangan saja yang diizinkan berjualan.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasruddin mengatakan, penutupan sementara dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.
Apalagi, menjelang bulan Ramadhan mendatang, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang biasanya meningkat tajam.
"Penutupan dilakukan mulai hari ini 27 Maret hingga 5 April mendatang. Seluruh aktivitas perdagangan di pasar tersebut kami liburkan sementara, terkecuali di Blok G boleh berjualan khusus bahan pangan saja," kata Arief kepada wartawan di Jakarta, 27 Maret 2020.
Sebelum memutuskan untuk menutup sementara Pasar Tanah Abang, Perumda Pasar Jaya sudah berkomunikasi dengan para pedagang.
"Kami sampaikan beberapa hal untuk adanya pengertian bersama di antara para pedagang dan juga manajemen, untuk ini baik pedagang dan manajemen sepakat untuk menutup bersama area pasar hingga batas waktu tersebut," kata Arief.
Menutup pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara ini merupakan keputusan yang berat. "Keputusan itu dengan sangat terpaksa harus kami ambil, kerena keselamatan jiwa manusia, harus menjadi yang utama meskipun masalah ekonomi juga penting," kata Arief.
Penutupan pusat grosir di Pasar Tanah Abang diyakini tidak akan menimbulkan gejelok. Sebab sejak wabah corona menimbulkan banyak korban, jumlah pembeli di Pasar Tanah Abang mengalami penurunan. Apalagi pemerintah juga mengeluarkan imbauan social distancing dan warga diminta berada di rumah karena sekolah diliburkan dan bekerja dari rumah (work from home).
Sekarang yang menjadi masalah adalah pedagang tak resmi yakni PK5. Meskipun sudah larangan berjualan masih saja main 'kucing-kucingan' dengan petugas Satpol PP.
"Kalau ada petugas Satpol PP dagangannya langsung dikemasi. Setelah petugas pergi dagangannya digelar lagi," ungkap Arief.
Beberapa pedagang ada yang mengaku keberatan dengan ditutupnya Pasar Tanah Abang apagi menjelang lebaran. Momen ini paling ditunggu para pedagangan karena bisa menaikkan omset penjualan.
"Ya mau gimana lagi kalau pemerintah maunya begitu, kita tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengelus dada," kata Deny Setiowati, pedagang busana muslim.
Dia berharap, wabah corona cepat selesai. Sehingga Pasar Tanah Abang bisa buka kembali. "Kamis, 26 Maret, kami baru masuk, sekarang (Jumat) sudah ditutup. Apa nggak pusing," keluhnya.
Deny mendadak bersungut-sungut ketika ditanya omset penjualannya di tengah wabah corona. "Jangan tanya macem-macem Pak, toko disuruh nutup tanya omset," ucapnya.
Kepala Satpol PP Kecamatan Tanah Abang, Budi Darmawan, lebih mudah menghadapi pedagang resmi daripada PK5. "Harus ditongkrongi terus," katanya.
Cara PK5 itu membela diri ialah mencari makan untuk anak istri. "PK5 di kawasan Pasar Tanah Abang jumlahnya sekitar 350-an," rincinya.
Ada yang menyebutkan perputaran uang di pusat grosir tekstil Tanah Abang Jakarta ini setiap harinya lebih dari Rp10 miliar. Pakaian dari Tanah Abang ini dijual sampai ke Afrika, Timur Tengah hingga Eropa. Pesaing terberat ialah pakain impor dari China.
Advertisement