Mencari Mbah Kerto, Ziarah Gus Dur di Makam Waliyullah
KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI, dikenal rajin bersilaturahmi kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia. Ya, ziarah menjadi kegemaran Gus Dur.
Suatu hari, Gus Dur bersama Muhammad AS Hikam, Menteri Riset pada era kepeminpinannya.
"Kang, kemarin saya mampir ke makam Mbah Kerto."
"Mbah Kerto yang mana Gus?" tanya AS Hikam.
"Lho, masak sampeyan ndak tahu. Itu, makam yang di Bandungrejo, deket rumah sampeyan di Plumpang, Tuban." jawab Gus Dur.
"Wah, saya malah nggak tahu Gus, ada makam Mbah Kerto. Lagi pula, beliau itu siapa, Gus?"
"Walaaaah, sampeyan ini gimana. Mbah Kertowijoyo itu salah satu waliyullah yang ada di Tuban. Saya dan Mbah Kiai (Abdullah) Faqih Langitan sering ke sana. Yang jaga makam kan Mbah Noko, dulu santrinya Almaghfurlah ayah sampeyan, KH. Abdul Fattah Mansur...."
Dialog yang terjadi pada awal 1990-an ini dikutip ulang oleh AS Hikam dalam, "Gus Dur-ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita", hlm. 63.
Keterangan:
Mbah Kertowijoyo bernama asli Sayyid Abdurrahman bin Abu Bakar al-Husaini. Beliau adalah panglima perang era Mataram Islam zaman Amangkurat II. Dzurriyah Rasulullah inilah yang membantu Cakraningkat melawan VOC yang menyokong Amangkurat II. Setelah pasukan ditumpas, beliau uzlah di Bandungrejo, di tepi bengawan Solo. Uniknya, beliau lebih tersohor denga nama lokal, Mbah Kertowijoyo.
Dalam kapasitas sebagai "Sarkub" alias Sarjana Kuburan, Gus Dur dan Gus Miek berada di level yang setara. Sejak masih muda, keduanya sudah menjelajah makam-makam keramat awliya' di sekujur tanah Jawa.
Setelah memiliki pengikut, bahkan keduanya mahir dalam proses "eskavasi spiritual arkeologis" yakni mempopulerkan kembali makam-makam tokoh-tokoh Islam dan waliyullah yang sebelumnya tidak dikenal atau tidak terawat, menjadi salah satu jujugan para peziarah.
Dipetik dari buku "Gus Durku, Gus Dur Anda Gus Dur Kita" karya Muhammad AS Hikam.