Mencari Kebaikan dengan Isyarat, Ini Hikmah Islam
Dalam kitab An-Nawadir terdapat pembahasan tentang mencari kebaikan dengan isyarat. Begini kisahnya.
Diriwayatkan bahwa antara Ibnu Anin dan Ibnu al-Malik al-Mudhaffar (penguasa Damaskus), terdapat rasa cinta dan persahabatan. Suatu hari, Ibnu Anin kurang sehat sehingga menulis surat untuk Ibnu al-Malik:
Lihatlah aku dengan mata seorang budak yang selalu Menguasai pemberian dan kehilangan sebelum kehilanganku
Aku seperti seorang yang membutuhkan sesuatu yang | dibutuhkannya
Maka, pintalah pahalaku dan pujian yang memenuhi
Kemudian, Ibnu al-Malik datang langsung kepadanya membawa tiga ratus dinar dan berkata:
“Ini adalah penyambung (shilah), dan aku adalah orang yang kembali (al-'aid).”
Sikap ini termasuk bagian dari kecerdasan dan kepekaannya, sekiranya memahami bahwa seseorang yang menjadi isim maushul membutuhkan shilah dan 'aid. Ia menyerupakan dirinya dengan 'aid. Maka, shilah adalah sesuatu yang diberikan itu, dan 'aid adalah Ibnu al-Malik. Atau bisa jadi, 'aid adalah sesuatu yang kembali kepadanya dengan menggunakan shilah satu kali sesudah yang lain. Atau dalam konteks kunjungan, id adalah kunjungan terhadap orang yang sedang sakit. Wallaahu a'lam.
Sebuah Catatan:
Sebab-Sebab Kecocokan
Malik bin Dinar berkata:
“Dua orang tidak akan cocok dalam pergaulannya, kecuali di antara keduanya terdapat sifat yang sejenis. Dua jenis burung tidak akan cocok, kecuali dalam keadaan demikian.”
Suatu hari, ia melihat seekor merpati dan gagak. Ia kagum. Sebab, mereka cocok, padahal mereka berbeda jenis. Ketika dua burung itu terbang, ia tahu bahwa dua burung tersebut cacat. Dalam hati, ia berkata:
“Dari sinilah, dua burung itu cocok. Sebab, setiap orang tidak akan lembut hatinya, kecuali mempunyai kesamaan dengannya. Setiap burung tidak akan cocok, kecuali sejenis dengannya. Apabila tidak demikian, maka dua makhluk pasti akan pisah. Sebagaimana kata-kata seorang penyair:
Seorang berkata, bagaimana kalian berpisah
Aku menyampaikan suatu ungkapan menyadarkannya Bahwa ia bukan bagian dari aku, maka aku berpisah dengannya
Maka, jelaslah bentuk-bentuk manusia dan golongan-golongannya.
Dzikir Pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس