Mencari Jodoh Lewat Jeruk saat Cap Go Meh
Cap Go Meh dirayakan dengan cara berbeda di beberapa tempat. Perayaan yang berarti hari kelima belas itu menjadi penutup dari Imlek. Selain itu, Cap Go Meh juga dianggap sebagai momen yang tepat untuk mencari jodoh.
Di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Cap Go Meh dirayakan dengan atraksi tatung, yaitu oertunjukan dari orang-orang yang kerasukan. Tatung bermaka oang yang dimasuki roh dewa. Peserta tatung melakukan atraksi menantang maut yang melibatkan benda tajam.
Selain Tatung, di Pontianak ada ritual naga buka mata. Dukun yang kemasukan roh kera sakti, akan membuka mata naga, dengan menconteng replika naga menggunakan cat merah yang sudah diberi mantra. Ritual itu bertujuan agar naga membersihkan roh jahat. Replika naga diarak berkeliling Kota Pontianak, Sabtu 8 Februari 2020.
Sementara di Kota Palembang, ada 10 ribu lampion aneka warna dinyalakan untuk merayakan Cap Go Meh.
Sedangkan di Kota Malang, Cap Go Meh diperingati sebagai hari untuk mendekatkan diri dengan sesama manusia. Di kota itu, Kelenteng Eng An Kiong membagikan 5 ribu porsi lontong cap go meh untuk warga sekitar.
Sejumlah legenda muncul untuk memaknai Cap Go Meh. Sebagian warga Tionghoa percaya jika Cap Go Meh adalah bulan untuk mencari jodoh untuk para lajang.
Menurut kerpercayaan, dewa perjodohan Yue Xia Lao Ren akan mengikat tali merah di pergelangan kaki sejoli yang ditakdirkan bersama.
Para perempuan lajang juga percaya, jika mereka melempar jeruk ke laut saat Cap Go Meh, akan membuat mereka bertemu dengan jodoh yang baik. Kini tren nya sedikit berbeda. Pencari jodoh bukan hanya perempuan saja. Mereka lantas menulis permohonan di kulit jeruk sebelum melemparnya ke laut, dilansir dari Antaranews.