Menanti Solusi Banjir Kota Cepu
Masyarakat di wilayah perkotaan Cepu Kabupaten Blora, sudah terbiasa dengan luapan dan genangan air hujan. Terlebih saat terjadi hujan lebat, yang mengakibatkan rumah warga di kawasan perkotaan terendam air. Belum ada solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Banjir akibat tingginya curah hujan sempat terjadi, pada Minggu 8 Mei 2022. Hujan turun pada sore hingga malam hari. Jalan protokol hingga pemukiman warga, tergenang air hingga beberapa jam.
Menurut Rahmawan warga Cepu, banjir yang terjadi lebih sering karena hujan lebat. Sungai kecil tidak lagi mampu manampung air hingga meluap ke pemukiman warga.
Di samping itu, sistem drainase dan minimnya resapan air menjadi biang kerok terjadinya banjir. "Banyak juga bangunan yang tidak memperhatikan dampak lingkungannya," terangnya.
Sebagai warga yang sudah puluhan tahun hidup di Cepu, hanya bisa berharap adanya perhatian di kota kecil ini. Terlebih, lanjut dia, Cepu menjadi jujugan pendatang. "Banyak pendatang yang beraktivitas ekonomi maupun tugas kedinasan. Mengingat di Cepu terdapat instansi Kementerian pusat hingga BUMN," ujarnya.
Camat Cepu Budiman, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, belum memberikan jawaban saat ditanya terkait penanganan banjir di Cepu. Meskipun diketahui dia berada di kantornya. Hingga malam hari, juga belum ada balasan.
Sementara itu, Kasi Trantib Kecamatan Cepu, Listiyono Winarno menyampaikan, bahwa wilayah Cepu terdapat sejumlah wilayah yang biasa langganan banjir. "Di antaranya Kelurahan Tambakromo, Balun Swadaya, Balun Kesehatan, kawasan lapangan Tuk Buntung, Jalan Pemuda, Lingkungan Ngareng, Kelurahan Ngelo, dan Ngelo Balung gatel," katanya.
Menurutnya, ketinggian air yang mengenang bervariasi. Tergantung letak daerahnya rendah atau tidak. "Seperti yang swadaya itu sepinggang ada yang di atas paha orang dewasa, ada yang di bawah lutut orang dewasa," ungkap Lis.
Informasi dihimpun, jalan utama yang tergenang air hujan cukup tinggi di antaranya, provinsi turut kawasan Desa Mulyorejo, Jalan Pemuda, Jalan Ngareng, Pertigaan Kapur Tulis, Jalan Giyanti, Jalan Britama, jalan di kawasan Taman Seribu Lampu dan jalan di seputaran Tuk Buntung.
Adapun laporan dari Tim Reaksi Cepat BPBD Blora, air tampak meluap pada hari Minggu 8 Mei 2022 sekira pukul 17.30 WIB. Hujan lebat terjadi sore hari di wilayah Kecamatan Cepu dan sekitarnya. Serta wilayah hulu sungai yang melintasi wilayah Kecamatan Cepu dengan durasi lama. Menyebabkan banjir luapan dari sungai Ngareng, Tamansiswa, dan Sungai Joho, yang melewati pemukiman mengakibatkan air meluap.
Dari kejadian itu, terdapat 576 rumah dan 4 sekolah terdam air. Tersebar di 5 kelurahan dan desa. Di antaranya Kelurahan Cepu terdapat 150 rumah, dengan ketinggian air sekira 50 cm sampai 100 cm. Kemudian, Kelurahan Balun terdapat 325 rumah, dengan ketinggian air antara 50 cm sampai 125 cm.
Selanjutnya, Kelurahan Karangboyo terdapat 44 rumah dan 1 sekolah terendam air dengan ketinggian sekira 40 cm sampai 60 cm. Di Kelurahan Ngelo terdapat 12 rumah terendam, dengan ketinggian 30 cm sampai 50 cm. Di Kelurahan Tambakromo, air memggenangi 35 pemukiman warga dan 2 fasilitas pendidikan. Adapun di Desa Mulyorejo, air menggenangi 10 rumah waega dan 1 sekolah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Tim BPBD melaksanakan assessment dan pendataan serta mengevakuasi warga yang terdampak banjir luapan sungai serta melaksanakan koordinasi dengan lintas terkait untuk penanganan tindak lanjut. Diperkirakan, banjir benar-benar dinyatakan surut setelah tengah malam .