Menanti Pulangnya Bima Petrus, Aktivis 1998 yang Hilang Misterius
Dionysius Utomo Raharjo, usia 78 tahun kini duduk sendirian di sofa ruang tamu rumah sederhana miliknya di Jalan R Tumenggung Suryo Gang 2 Nomor 20, Kota Malang, Jawa Timur.
Sudah lebih dari 25 tahun, Dionysius mengharapkan kepulangan anaknya Petrus Bima Anugrah dari balik pintu kayu kediamannya.
Foto wajah Bima Petrus dengan latar hitam putih terpajang rapi, terbungkus pigura, terpampang di area ruang tamu keluarga. Bima adalah salah satu aktivis 1998 dari Kota Malang yang hilang secara misterius.
Dionysius adalah ayah dari Bima Petrus. Ia ingat betul momen ketika putra sulungnya tersebut berpamitan untuk berangkat menuju Jakarta. Meski berusia lanjut, pria tersebut masih tampak segar, bersemangat, tubuh rentanya terbalut rapi dalam baju batik.
"Dia (Bima) pamit untuk ke Jakarta, pamit sama ibu dan bapak, dicegah sama ibunya. Ibunya nangis waktu itu,” ujarnya pada Sabtu 6 Mei 2023.
Ibu dari Bima Petrus yaitu Genoneva Misiatin sudah meninggal dalam pada Agustus 2018, lalu. Mendiang berpulang setelah lama menanti Bima Petrus yang tak kunjung kembali sejak dinyatakan hilang pada 1998 lalu.
Selama 25 tahun menanti, Dionysius kini sudah pasrah bahwa Bima tidak akan kembali lagi. Anak putranya yang lahir di Malang, 24 September 1973, diyakini olehnya sudah bahagia bersama dengan mendiang ibunya di surga.
“Keyakinan saya sebagai orang Kristen Katolik, Bimo sudah dijemput oleh Tuhan Yesus sampai di surganya sana bersama ibunya yang lima tahun lalu meninggal dunia," katanya.
Di sisi lain, Dionysius juga berharap hak-hal pemulihan korban dan keluarganya segera dapat ditindaklanjuti setelah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meneken Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17/2022, tentang Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia (PPHAM).
"Jokowi sudah mengeluarkan Keppres Nomor 17 tahun 2022 tentang Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia, seperti pemulihan hak korban dan keluarganya,” ujarnya.
Advertisement