Menang, Amerika Serikat Punya Senator Transgender Pertama
Hasil hitung sementara pemilihan presiden Amerika Serikat juga diikuti prediksi kemenangan untuk senator di 50 negara bagian di Amerika Serikat. Transgender perempuan, Sarah McBride pun diprediksi jadi senator untuk Negara Bagian Delaware.
"Saya berharap malam ini menjadi contoh pada anak-anak LGBTQ,bahwa demokrasi kira cukup besar untuk mereka juga," kata McBride, dilansir dari The Guardian, pada Jumat 6 November 2020.
Perempuan berusia 30 tahun itu menjadi transgender pertama Amerika Serikat yang menduduki kursi senator. MacBride dikenal sebagai juru bicara untuk kelompok LGBTQ Human Rights Campaign, serta pernah magang di Gedung Putih selama pemerintahan Obama. Ia juga tercatat sebagai transgender pertama yang berbicara pada konvensi politik penting Parta Demokrat di Philadelphia, pada 2016 lalu.
Selain Sarah McBride, Taylor Small, usia 26 tahun, juga terpilih menjadi legislator untuk distrik di Vermont. Taylor meraup 41 persen suara dan menempatkannya menjadi transgender dengan jabatan legislator kelima di Amerika Serikat.
Transgender di Filipina
Jika Sarah MacBride berhasil jadi senator transgender pertama Amerika Serikat di tahun ini, Filipina sudah jauh lebih dulu memiliki wakil rakyat dari kelompok yang sering disebut gender ketiga ini. Adalah Geraldine Roman, berhasil meraup 62 persen suara dan menjadi legislator transgender pertama di negara dengan tradisi Katolik yang kuat, pada tahun 2016. Ia berangkat dari Partai Liberal dan berkontes di distrik Bataan, dilansir dari CNN.
Selain itu, ia juga disebut menadi transgender pertama yang diterima sebagai anggota angkatan bersenjata di Filipina tahun 2018, dilansir dari Tribun. Lembaga tersebut mengumumkan menerima pendaftaran dari kelompok LGBT, di tahun 2017.
Waria ikut Pilkada Malang
Di Indonesia, meski belum ada transgender yang menduduki jabatan politik sebagai wakil rakyat, seorang waria pernah berniat mengikuti kontes pilkada di Kota Malang.
Merlyn Sopjan, waria asal Kediri kelahiran 47 tahun lalu, ikut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah secara langsung, di Kota Malang, tahun 2003 lalu, dilansir dari Rappler.
Meski ia gagal memenuhi persyaratan formal lantaran datang terlambat di hari pertama pendaftaran, waria yang mengantongi gelar sarjana dari salah satu kampus di Malang ini, menjadi inspirasi tentang kesempatan yang terbuka bagi waria, jika memiliki pendidikan yang cukup.
Di Indonesia, selain sering menjadi kelompok yang mengalami persekusi, sangat sedikit waria mampu mengenyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi. Sebagian besar putus sekolah di tingkat sekolah dasar atau sekolah lanjutan tingkat menengah pertama, dan berakhir menjadi pekerja seks di jalanan.
Advertisement