Menag Khawatir Jamaah Betah, Malah Jadi Males Ibadah
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin terkejut saat sebagian jemaah haji Indonesia mendapatkan hotel berbintang 5 dengan kamar bertipe Suite. Tipe ini merupakan tipe kamar yang bisa dibilang mewah.
Menag yang didampingi Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis serta Kepala Daerah Kerja Madinah M. Khanif sempat meninjau beberapa hotel yang akan di tempatkan jemaah haji Indonesia.
“Iya saya sungguh sangat terkejut, saya tidak menyangka bahwa jamaah kita juga bisa mendiami kamar-kamar suite yang ada di hotel berbintang 5 di sini. Tentu itu sesuatu yang di luar dugaan,” kata Menag saat menyambangi Hotel Millenium dan Hotel Shaza di Madinah. Senin 27 Agustus.
Menag mengaku khawatir, setelah jemaah mendapatkan kamar tersebut, nantinya jemaah akan betah didalam kamar tidak mau ibadah di Masjid. “Meski pun saya juga jadi was was juga karena nanti kuatir jamaah kerasan di dalam kamar saja tidak mau ke masjid,” selorohnya.
Dia pun bersyukur, sebagian jemaah ada yang mendapatkan fasilitas seperti ini walaupun tidak seluruhnya mendapatkannya.
“Tapi mudah-mudahan itu menjadi hal yang patut disukuri, meskipun tidak bisa dirasakan oleh seluruh jamaah kita,”
Menag pun mengapresiasi pihak manajemen hotel karena telah melebihi dari standar yang telah ditetapkan, segala kebutuhan jemaah mulai dari pergantian sprei bantal bisa diganti sesuai dengan kebutuhan dan keinginan jemaah, di dalam kamar juga sudah tersedia coffee maker dengan semua keperluannya.
“Jika memang bisa memberikan kualitas seperti ini terus, kita akan kontrak semusim tahun depan” kata Menag.
Menag berharap, tahun depan seluruh hotel yang akan disewa akan menggunakan sistem full musim. Tahun ini sistem hotel yang disewa di Madinah menggunakan kombinasi sistem blocking time dan full musim.
Sistem sewa blocking time merupakan sistem penyewaan untuk hari-hari tertentu saja, sesuai dengan tanggal-tanggal kedatangan jemaah. Tentu ini diperlukan keakuratan dengan tanggal-tanggal kedatangan jemaah.
“Ini juga berpotensi menimbulkan persoalan-persoalan, karena hotel dengan seperti itu yang kita sewa blocking time, juga diisi oleh jemaah lain,” jelas Menag.
Sedangkan sistem sewa full musim adalah sistem penyewaan hotel selama musim haji, sehingga saat musim haji pengaturan penempatan hotel jemaah dapat diatur sendiri sesuai dengan kedatangan kloter-kloter.
“Jadi kita ingin seluruh hotel yang kita sewa dengan sistem full musim seperti di Makkah sehingga seluruh musim haji kita sendiri yang ngatur, sehingga kita bisa leluasa mengatur sesuai kedatangan kloter-kloter kita,” pungkas Menag.
Jemaah gelombang dua akan bergeser dari Makkah ke Madinah pada 31 Agustus mendatang. (amr)