Memulai Bisnis yang Manjur, Muhammadiyah Buka Kuncinya
Bisnis apapun tidak akan berjalan jika pelakunya kalah oleh rasa bimbang dan ragu-ragu. Termasuk dalam mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti memberi tips kepada pegiat Muhammadiyah yang masih bimbang untuk memulai terjun ke dunia bisnis.
“Pilar ekonomi itu bukan perbanyak rapat, perbanyak transaksi. Mulai saja dulu,” pesan Mu’ti
Pesan untuk langsung praktik itu juga dimaksudkan Mu’ti kepada pegiat yang ingin mengembangkan AUM. Menurutnya, mendirikan AUM atau Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) terbilang mudah.
Suatu bentuk usaha bisa dilakukan jika mayoritas saham (51 persen) diatasnamakan Persyarikatan Muhammadiyah. Sementara itu persentase sisanya (49 persen) dimasukkan sebagai syirkah (pengelolaan bersama).
Jika masih ragu untuk memulai dari nol, Muhammadiyah, menurut Mu’ti, telah menyediakan jaringan usaha retail Logmart, TokoMu, dan Toko Kita di hampir setiap daerah. Usaha-usaha itu bisa digunakan untuk belajar mengembangkan bisnis baru.
“Kekuatan bisnis itu terletak pada network-nya bagaimana membangun pasar dan membangun kepercayaan pasar,” pesan Mu’ti.
Jika kepercayaan telah terjalin, maka orang yang akan membeli tak mempedulikan latar belakang penjualnya. Mu’ti pun lantas menyebut satu supermarket di dekat tempat tinggalnya yang dikelola dengan nuansa Islam namun memiliki banyak pelanggan dari tokoh agama lain.
“Maksud saya, Muhammadiyah itu sangat bisa melakukannya. Kuncinya jangan banyak rapat. Kalau kebanyakan rapat nanti ga jadi-jadi. Mulai saja dulu, perkuat jaringan, perbaiki pelayanan,” kata Mu'ti dalam singkat dalam sesi tanya jawab forum Pengkajian Ramadan 1442 H PWM DKI Jakarta.
Advertisement