Memori Dunia Unesco, RI Galang Dukungan Nominasi Arsip GNB I
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, menyerukan dukungan terhadap pencalonan Arsip Pertama KTT GNB di Beograd pada 1961 sebagai "Memori Dunia" UNESCO. Hal itu diungkapkannya saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT GNB) ke-60 di Beograd, Serbia, Senin 11 Oktober 2021.
“Yang Mulia, Delegasi yang terhormat, Presiden Soekarno salah satu pendiri GNB pernah berkata, “jangan pernah melupakan sejarah”. Hari ini, saat kami menandai berdirinya NAM, saya ingin mencari dukungan berharga Anda, dalam mendukung niat Indonesia untuk mencalonkan “Arsip Pertama KTT GNB di Beograd pada 1961” sebagai Memori Dunia UNESCO,” ungkap Retno Marsudi, dalam keterangan Selasa, 12 Oktober 2021.
Menurut Retno Marsudi, Indonesia mengharapkan sejarah GNB tetap akan hidup dengan berbagai prinsipnya, mendukung pembangunan dunia yang lebih baik.
“Biarlah sejarah Gerakan ini mengingatkan kita akan nilai-nilai, cita-cita dan prinsip kita. Pastikan nilai-nilai, cita-cita dan prinsip-prinsip tersebut terpenuhi. Bersama-sama kita dapat membangun dunia yang lebih baik dan lebih kuat,” tambahnya.
Serbia dan Gerakan Non Blok
Dijelaskan Retno pertemuan di Ibu Kota Serbia itu, dinilai tepat untuk menggalang dukungan dari negara-negara anggota GNB.
“Dalam kesempatan tersebut saya menyampaikan pesan bapak presiden dan meminta dukungan upaya Indonesia menominasikan arsip KTT GNB ke-1 tahun 1961 di Beograd, sebagai ingatan kolektif dunia “Memory of The World” dari UNESCO.
"Kesempatan KTT di Beograd ini adalah waktu yang tepat untuk mengusung nominasi tersebut,” terang Menlu RI dalam pengarahan pers secara daring usai menghadiri KTT ke-60 GNB.
Menurut Retno, Serbia secara penuh mendukung upaya Indonesia di UNESCO itu. “Presiden Serbia mendukung upaya tersebut dan siap bekerja sama untuk mewujudkan Prakarsa Indonesia tersebut,” ucap Retno Marsudi.
Dukungan Serbia
Menlu Serbia Nikola Selaković memastikan, hubungan bilateral dengan Indonesia memiliki tempat khusus di negara itu.
“Indonesia memiliki tempat khusus, tidak hanya dalam politik luar negeri, tidak hanya dalam rencana kita untuk masa depan mengembangkan kerjasama ekonomi kita, ada garis emosi antara hubungan negara kita. 60 tahun yang lalu presiden kita memulai dengan India, Ghana dan Mesir sebagai presiden GNB dan gerakan itu masih ada,” ujar Selaković dalam pertemuan bilateral dengan Menlu RI sehari sebelum pelaksanaan KTT GNB.
Sementara, di hadapan peserta KTT GNB ke-60 Menlu RI turut menekankan pentingnya dunia berpedoman terhadap berbagai nilai dan Prinsip Bandung.
Yaitu, utamanya dalam mengatasi ketimpangan akses terhadap vaksin COVID-19, mengedepankan nilai-nilai kerjasama di dalam persaingan geopolitik yang mengancam cara dunia bekerja sama dalam mengatasi pandemi dan tantangan global lainnya, penghormatan kita terhadap keadilan terutama terhadap bangsa Palestina.
Dalam Prinsip Bandung mengamanatkan GNB untuk mendukung Palestina dalam perjuangannya untuk Keadilan.
Pernyataan Resmi Menlu RI di Beograd, 10 Oktober 2021
Menteri Selakovic, teman baik saya,
Saya sangat senang bisa kembali ke Beograd. Saya mengunjungi Beograd 13 tahun yang lalu, dan bulan lalu kami mengadakan pertemuan yang sangat bagus di New York di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB.
Dan selamat atas terselenggaranya KTT GNB (Gerakan Non Blok) dalam rangka HUT ke-60 GNB. Dan saya pikir ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk menegakkan komitmen untuk membuat prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan ide-ide Gerakan bekerja dan menyampaikan. Dan semangat konferensi Bandung tetap sangat relevan bagi saya sampai sekarang. Dan selama pertemuan bilateral dengan Menteri Selakovic, saya mengangkat beberapa, beberapa, isu.
Pertama, Indonesia secara resmi mengumumkan pencalonan Arsip Konferensi GNB Pertama untuk program Memori Dunia UNESCO dan terima kasih banyak atas dukungan Anda. Indonesia dan Serbia akan bekerja sama untuk mencari dukungan dari negara lain. Jadi sekali lagi terima kasih banyak atas dukungan ini.
Poin kedua yang saya sampaikan dalam pertemuan tersebut adalah komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama di bidang hukum. Dan kami sepakat untuk mempercepat atau memulai negosiasi, negosiasi putaran pertama, tentang perjanjian bantuan hukum timbal balik dan masalah pidana dan perjanjian ekstradisi awal 2022.
Poin ketiga yang saya kemukakan dalam pertemuan bilateral tersebut adalah tentang kerjasama vaksin. Dan kami sepakat untuk menyiapkan saling pengakuan sertifikat vaksin untuk memfasilitasi mobilitas dua orang kami dan komunitas bisnis.
Poin keempat adalah tentang kerja sama ekonomi. Menlu menyebutkan bahwa kita tidak memiliki masalah politik yang menonjol, sehingga energi kita, fokus kita harus didedikasikan pada bagaimana memperkuat kerja sama ekonomi. Dan pertama-tama kita perlu menyelesaikan MoU kerja sama pertanian.
Kedua, pada investasi kita harus bekerja keras untuk membawa investasi dua arah lebih kuat. Dan saya sangat menghargai partisipasi komunitas bisnis Serbia di Forum Bisnis Indonesia-Eropa Timur Tengah, virtual, yang diadakan pada tanggal tujuh Oktober.
Dan last but not least, saya sangat senang untuk berbagi dengan Anda MoU Kerjasama pengembangan kapasitas diplomatik, dan untuk menyaksikan penandatanganan MoU antara dua universitas. Jadi, sebagai penutup, Indonesia siap untuk berkontribusi bekerja sama dengan Anda, tidak hanya untuk rakyat kita, tetapi juga untuk dunia. Terima kasih banyak.
Menteri Luar Negeri RI, Retno L Marsudi
Advertisement