Memilih Beristri Santri
Menyambut hari santri nasional tanggal 22 Oktober 2022, saya ingin menuliskan rahasia keistimewaan memilih beristri seorang santri lulusan pondok pesantren putri, yang kini semakin dicari dan didambakan banyak orang untuk menjadi pasangan hidup bersama mengayuh kebahagiaan dalam bahtera pernikahan, mengarungi samudera kehidupan yang semakin penuh tantangan.
Semua pria tentu mendambakan pasangan istri Sholihah. Bahkan lelaki yang sadar merasa dirinya tidak shaleh pun tetap mendamba istri yang shalihah.
Namun untuk mendapatkan istri shalihah tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan, terlebih di zaman kemajuan medsos dan aplikasi yang serba liberal ini, dimana setiap orang setiap hari berinteraksi sosial secara luas dan pergaulan cenderung semakin bebas tanpa batas, diperlukan perjuangan keras untuk mendapatkan pasangan berkualitas .
Pesantren kini menjadi salah satu trend alternatif untuk mencari calon istri, karena sudah terkenal disana para santri dididik ilmu agama dan diajarkan hidup sederhana dan mandiri, disiplin beribadah serta patuh terhadap aturan dalam keseharian, pergaulan yang hanya sejenis dan tidak bebas, bahkan membawa HP umumnya dilarang bagi santri di berbagai pesantren.
Salah satu keunggulan beristri santri adalah kepatuhan mereka kepada suami, umumnya karena mereka telah diajarkan Al-Qur'an dan Sunnah.
Juga secara khusus diajarkan kitab nasehat perkawinan yang amat terkenal sejak zaman dahulu yaitu kitab "Uqudullujain", satu kitab klasik yang meskipun dikritik kaum feminis tapi terbukti telah membahagiakan jutaan pasangan dalam memelihara ikatan perkawinan, dan kepatuhan inilah yang menjadi salah satu pembeda antara istri lulusan pesantren dan sekolah lainnya.
Diantara nasehat perkawinan yang disebutkan dalam kitab Uqudullujain adalah nasehat seorang wanita shalihah kepada putrinya.
Ia berkata: "Wahai putriku, jaga dan pelihara serta perhatikanlah sepuluh perkara yang menjadi kewajibanmu terhadap suamimu, Yakinlah jika ini engkau laksanakan ini, akan menjadi kunci kebahagianmu dan simpanan pahalamu kelak di akhirat.
Pertama, Qona'ah (menerima dengan senang hati,keadaan suami dan apapun serta berapapun pemberian suami).
Kedua, dengarkan penuh adab ketika suami berbicara serta berusahalah untuk mentaatinya (diluar perkara maksiat).
Ketiga , Jaga penampilanmu, bersikaplah yang menyenangkan jagalah mata suami agar ia senantiasa memandangmu penuh kemesraan dan kebahagiaan .
Keempat, Jangan berlaku dan bersikap menyebalkan yang mancing kemarahan dan kemurkaan. Jaga dan perhatikan Jangan sampai suamimu mencium aroma tidak sedap darimu, Beraroma wangilah ketika engkau bersama suamimu.
Kelima, Perhatikan waktu makan Suami, temani dia makan setiap hari dirumah bersama anak-anak dengan sepenuh hati agar tercipta suasana hangat dalam keluargamu.
Keenam, Jaga waktu tidur/istirahat suamimu, Karena keadaan sangat lapar dan kurang tidur cenderung membuat suami lebih sensitif emosinya (mudah emosi).
Ketujuh, jagalah dengan penuh amanah, harta suami, jangan bersikap boros dan belanjakan seperlunya sesuai kebutuhan bukan hanya sesuai keinginan.
Kedelapan, Pelihara hubungan baik dengan keluarga suami.
Kesembilan, Jangan engkau membantah perintah dan keinginannya , ketika engkau membantahnya itu akan membuat perasaan tidak nyaman dalam hatinya.
Kesepuluh, jangan engkau sebarkan apa yang menjadi rahasianya, jangan kau ceritakan urusan rumah tangga kepada orang lain, jika engkau menyebarkan apa yang menjadi rahasia suami dan rumah tanggamu itu sama saja dengan engkau mempermalukan dia dan memancing kemarahan suamimu.
Demikianlah ajaran kepatuhan terhadap suami yang diajarkan di pesantren.