Membuka Strategi, Mahfud MD Cawapres Jokowi
Teka-teki calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi) mulai terungkap. Dua hari menjelang pendaftaran, nama Mahfud MD menjadi satu-satunya nama yang paling kuat untuk mendampingi Jokowi.
Sumber orang dekat pimpinan parpol menyebutkan bahwa selama ini, ada dua nama yang paling kuat untuk bersanding dengan Jokowi yakni Wapres Jusuf Kalla, dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Dari sisi dukungan, JK sebenarnya lebih banyak dikehendaki, karena hampir seluruh parpol pendukung Jokowi menginginkan JK. Sebut saja, PDI Perjuangan, PKB, Golkar, NasDem, PPP, Perindo dan PKPI. Namun langkah JK terhenti karena uji materi syarat pencalonan capres dan cawapres tak kunjung diputuskan MK.
Setelah JK keluar dari radar, maka pencalonan Mahfud MD semakin mulus. Istana terus bergerak. Begitu juga Mahfud terus mendekati pimpinan parpol koalisi. Bahkan saat haul bung Karno di Blitar beberapa waktu lalu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga tampak menggandeng Mahfud MD.
Perihal penunjukan Mahfud ini sebenarnya secara tersirat bisa dilihat dari kode yang dikeluarkan Ketua PPP Romahurmuziy (Romy), Rabu 8 Agustus 2018 pagi tadi.
"Awalnya M. Yang kedua, tidak keluar dari 10 nama yang saya sampaikan. Kan saya sudah tegaskan tidak akan keluar dari 10 nama. Percayalah statement Ketua Umum PPP paling benar," ujar Romy di Gedung Tegar Beriman, Cibinong Bogor, pagi tadi.
Tak cukup di situ, Romy juga membocorkan cawapres ini melalui Twitternya. "Siapa cawapresnya? Yang jelas dia melengkapi pelangi NKRI di mana presiden dan wapres selalu mengikuti pola nasionalis-religius sebagaimana sejak Desember 2017 lalu secara konsisten saya sampaikan. Dia juga memiliki pengalaman paling luas dalam segala ranah pemerintahan," cuit Romy.
Munculnya Mahfud bukanlah tanpa penolakan. Apalagi Mahfud dinilai bukan merepresentasikan NU. Berbagai lobi-pun dilancarkan.
Salah satunya melalui orang dekat Mahfud yakni Yenny Wahid yang harus ikut melobi Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj pada Selasa 7 Agustus 2018 sore.
Dalam pertemuan di gedung PBNU itu, KH Said ditemani Saifullah Yusuf (Gus Ipul); Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, mantan Menteri Pendidikan Muhammad Nuh.
Hasil loby Yenny ini lantas disampaikan kepada Cak Imin. Pertemuan di rumah Cak Imin lantas digelar pada malam harinya. Tampak KH Said, Gus Ipul dan beberapa pengurus PKB hadir.
Gus Ipul yang hadir membenarkan pertemuan ini untuk membahas pemilihan presiden. "Kita menyamakan persepsi menghadapi pemilihan presiden," kata Gus Ipul.
Beberapa sumber di internal PBNU menyebutkan, Cak Imin akhirnya luluh sehingga saat ini dipastikan kekuatan NU, Kiai dan PKB bersatu untuk mendukung duet Jokowi-Mahfud MD. (man)