Memberi Manfaat bagi Sesama Jadi Kadar Manusia, Pesan Rasulullah
Kadar emas adalah karat. Kadar manusia adalah manfaat. Jangan pernah melemah untuk menjadi pribadi yang penuh manfaat bagi sesama.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda,
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."
(HR. Ath-Thabrani, Ad-Daruquthni, Shahihul Jami’ 3289)
Menjadilah manusia dengan kadar manfaat yang tinggi, bukan sekadar seonggok daging berbungkus kulit yang kebetulan saja hadir di muka bumi. Marilah ambil peran saudaraku untuk perubahan masa depan yang lebih baik. Pada apapun yang bisa kita lakukan...
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ – حديث صحيح رواه مسلم
“Orang Mukmin yang tangguh lebih baik dan lebih Allah cintai dibanding Mukmin yang lemah dan pada keduanya terdapat kebaikan. Upayakanlah segala yang bermanfaat bagimu, dengan tetap meminta pertolongan dari Allah dan jangan pernah merasa lemah, tidak berdaya. Bila kita ditimpa sesuatu maka ucapkanlah: “ini adalah takdir Allah Azza wa Jalla dan apapun yang Allah Azza wa Jalla kehendaki pastilah terjadi,” karena sejatinya ucapan “andai” hanyalah membuka pintu godaan syaitan."
(HR. Muslim)
Bila Saat Tiba
Seseorang silih berganti datang dan pergi dalam kehidupan kita. Kadang mereka hanya sepersekian waktu hidup dalam sejarah kita, tak jarang juga mereka menetap mengendap dalam waktu kita. Namun seberapa lamanya pun mereka menetap, mereka tetap harus meninggalkan kita, jika saatnya telah tiba...
Setiap perjumpaan pasti akan berujung pada perpisahan. Anggap saja perpisahan itu sebagai sebuah kewajaran yang sudah pasti akan dilalui oleh mereka yang saling bertemu, mengenal dan berinteraksi. Nikmati prosesnya saat mereka melukiskan warna-warni pada kanvas kehidupan kita, hargai warna warni indah mereka yang melukis kanvas kita dengan keikhlasan mereka, apresiasikan warna-warni itu dengan sewajarnya.
Bagaimana pun cerah atau gelapnya warna-warni mereka yang telah tergores di hati kita perlahan dibawa waktu akan lamur juga warnanya didominasi warna warni baru dalam kajian makna kehidupan.
Mungkin itulah keistimewaan waktu, waktu mampu membawa kita jauh dari seseorang atau bahkan membawa kita kembali dekat sekali tanpa sekat dengan seseorang...
Saat pertemuan dengan seseorang, hargai dan bersyukurlah sepenuhnya kepada Allah Azza wa Jalla yang telah mendatangkannya dalam dunia kita, namun jangan larut dalam pengharapan berlebihan untuk selamanya bersama karena itu akan melukai kita.
Hakikat dari pertemuan adalah perpisahan. Silih berganti Allah Azza wa Jalla berbaik hati menghadirkan warna-warni indah untuk menghiasi kanvas lukisan kehidupan kita, lihatlah bahwa kesemuanya itu berasal dan datang dari Allah Azza wa Jalla dan akan kembali kepada Allah Azza wa Jalla, entah mereka akan pergi karena takdir hadirnya kematian atau karena waktu hendak menempatkan warna-warni mereka pada kanvas lukisan di luar diri kita, di luar pilihan jalan kita...
Tugas Pemimpin
Tugas pemimpin yang kita pilih yaitu harus mampu menciptakan ketentraman dan ketertiban dalam hidup ini. Karena itu, pemimpin memiliki tanggung jawab yang berat. Sebab, tentramnya tatanan suatu masyarakat banyak dipengaruhi oleh karakter pemimpinnya. Pemimpin yang lalim, curang, suka menipu rakyatnya, korupsi, kolusi dan nepotisme berarti secara tidak langsung ia telah berbuat kekacauan dan kerusakan di muka bumi ini...
Jika ada pemimpin seperti itu, Islam memerintahkan agar menasihatinya diam-diam dan dengan cara yang baik dan bijak. Namun, ketika nasihat tersebut tidak diindahkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memberikan motivasi agar mengubah kemungkaran penguasa dengan cara yang tegas...
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zalim.”
(Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Kemudian ketika usaha tersebut tidak dihiraukan lagi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan umatnya untuk menjauhinya. Mereka juga dilarang mendekatinya, apalagi membenarkan tindakan zalim yang dilakukan. Sebab, ketika seseorang tetap mendekati pemimpin tersebut dan membenarkan apa yang dilakukannya, akan terancam keluar dari lingkaran golongan umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka tidak akan bisa mendatangi telaganya nanti di Hari Kiamat...
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka, lalu membenarkan kebohongan mereka dan mendukung kezaliman mereka, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku di Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan juga tidak mendukung kezaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku di Hari Kiamat.”
(Riwayat Ahmad dan An-Nasa’i).
Semoga Allah Azza mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga tetap istiqamah senantiasa mengambil ibrah (pelajaran) dan ikut andil mengambil peran perubahan untuk masa depan yang lebih baik untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.
Wallahua'lam bishawab.