Membeli Jabatan, Ini Pengadilan Tindak Pidana Garong Uang Rakyat
Mereka menggarong uang rakyat. Ya, para pelaku tindak korupsi sebaiknya tak lagi disebut koruptor. "Itu terlalu halus, karena itu mereka tak juga jera," tutur Prof M Quraish Shihab, yang pakar Tafsir Al-Quran itu.
Faktanya, hingga hari ini korupsi kian menjadi-jadi. Bahkan, dilakukan orang-orang yang berlatar belakang pemahaman agama di masyarakat. Nama-nama mereka pun menembel sebagai bagian dari pengurus organisasi kemasyarakatan berlatar belakang agama.
Ah, daripada pusing soal tak juga jeranya pelaku "kejahatan berkerah putih" yang terhormat (ya, karena mereka duduk di lembaga wakil rakyat, DPR dan kepala daerah), lebih baik mari kita cari humor-humor soal remeh, tapi mengejutkan. Remeh karena dari satulah, praktik rasuah itu berakar dan berkembang biak. Seperti humor berikut:
Membeli Jabatan dengan Uang
Amrin: "Bila kuberi kamu uang sejuta rupiah, bersediakah kamu menjual jabatanmu kepadaku?"
Bagas: "Pikiranmu ini merupakan suatu lamunan kosong. Kekuasaan yang suci murni seperti ini mana boleh diperjualbelikan?"
Amrin: "Bagaimana kalau kuberi 10 juta rupiah?"
Bagas: "Kamu lagi mimpi di tengah hari bolong, aku tak pernah melihat orang yang gila pangkat seperti kamu ini."
Amrin: "Jika kutambah menjadi 100 juta rupiah, bagaimana?"
Bagas: "Kamu ini tak kenal sopan santun dan tak tahu diri. Kekuasaan adalah sesuatu yang tak ternilai."
Amrin: "Kalau 1 milyar rupiah bagaimana?"
Bagas: "Rp1 milyar... Ah, rupanya kamu ini benar-benar tulus hati, menunjukkan bahwa kamu mempunyai semangat tinggi untuk mengabdi bangsa. Maka itu akan kupertimbangkan dengan baik-baik."
Amrin: "Ah, nggak usah dipertimbangkan, kuberi kamu 50 milyar rupiah!"
Bagas: "Keteguhan hatimu sungguh-sungguh mengharukan! Oke, sekali ini kutentukan sendiri. Transaksi kita jadi!"
Politisi Berbicara Kepada Petani
Seorang pendatang baru di dunia politik sedang berkampanye di suatu daerah pertanian. Di depan sebuah gubuk yang reot, ia mencoba berbincang-bincang dengan seorang pemuda yang sedang memerah susu.
Pada saat ia hendak mulai memperkenalkan diri, terdengar suara lelaki tua memanggil dari dalam rumah, "Amrin, masuk. Dan siapa teman bicaramu itu?"
"Katanya, dia seorang politisi, pak," sahut Amrin.
"Wah, kalau begitu, sapi itu juga lebih baik kau bawa masuk!"
Kisah Pengadilan Tindak Pidana Garong Uang Rakyat
Pada puncak pengadilan korupsi politik atawa 'garong uang rakyat', Jaksa Penuntut Umum menyerang saksi, "Apakah benar," teriak dia, "bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah dia tidak mendengar pertanyaan.
"Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?" ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi.
Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."
"Oh, maaf," saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."
Advertisement