Membedah Kekuatan 4 Tim Kontestan Semifinal Liga Champions
Gelaran Liga Champions memasuki semifinal. Ada empat tim yang telah memastikan diri tampil di babak ini. Menariknya, dari empat tim yang akan memperebutkan dua tempat di partai puncak itu hanya diwakili dua negara saja, Jerman dan Prancis.
Jerman diwakili Bayern Munchen dan RB Leipzig, sementara PSG dan Lyon sebagai representasi Ligue 1. Dari keempat tim itu, tiga di antaranya doyan menyerang. Relatif hanya Lyon yang mengandalkan taktik serangan balik.
Kendati begitu, jangan pernah meremehkan runner-up Liga Prancis ini. Juara Serie A, Juventus dan tim raksasa Premier League, Manchester City, adalah dua korban terakhir dari keganasan Moussa Dembele dkk.
Lyon sendiri menjadi tim terakhir yang memastikan diri melaju ke semifinal Liga Champions 2019/2020. Wakil Prancis itu lolos setelah mendepak Manchester City lewat kemenangan 3-1 di perempat final, Minggu 16 Agustus 2020.
Lyon
Taktik yang diusung Lyon mengingatkan cara main Inter Milan saat menjuarai Liga Champions 2010 lalu. Ketika itu, Inter yang dibesut Jose Mourinho menerapkan gaya permainan pragmatis mirip yang dilakukan Rudi Garcia kali ini.
Dalam banyak pertandingan yang mereka jalani, para pemain Lyon akan menunggu di separo lapangan, atau bahkan sepertiga lapangan untuk merebut bola dan melakukan counter attack cepat nan mematikan. Setidaknya, melalui skema tersebut, tiga kali mereka berhasil membuat gawang City terkoyak.
Pertemuan Lyon dengan Bayern kali ini merupakan ulangan dari semifinal Liga Champions 2009/2010. Kala itu, Lyon tak berdaya dalam dua pertemuan mereka. Setelah kalah 0-1 di Allianz Arena, Lyon kembali takluk 0-3 lewat hattrick Ivica Olic di Stade de Gerland.
Namun, Lyon yang saat ini dihuni pemain berbeda bisa jadi membuat Bayern tak akan leluasa menyerang. Kedisiplinan mereka bermain di zona sendiri bakal menuntut anak buah Hansi Flick untuk lebih kreatif dalam membongkar pertahanan Lyon.
Apalagi format semifinal kali ini berbeda dengan sebelumnya yang menggunakan dua leg. Dengan single match, Bayern wajib tampil sempurna bila tak ingin merana di akhir laga.
Bayern Munchen
Tak berlebihan bila Bayern Munchen menjadi favorit juara Liga Champions 2019/2020. Pasalnya, mereka adalah tim paling produktif. Bukan hanya itu, Bavarians juga tak memiliki ketergantungan pada satu pemain.
Di saat Robert Lewandowski dimatikan, banyak pemain lain yang muncul menjadi mesin gol alternatif. Sebut saja Thomas Muller, Serge Gnabry, Philippe Coutinho, Joshua Kimmich, atau bahkan David Alaba.
Banyaknya pemain dengan naluri mencetak gol tinggi, Bayern tak pernah kehilangan ketajaman. Setidaknya, 26 gol dalam enam pertandingan di Liga Champions adalah bukti betapa suburnya para pemain Bayern.
Di bawah asuhan Hansi Flick, permainan Bayern sangat dinamis. Serangan yang mereka lakukan juga bervariasi. Dengan Thiago Alcantara berperan sebagai pembagi bola, Bayern bisa menyerang dari titik mana pun yang mereka inginkan. Mereka juga tak pernah kehilangan cara untuk membongkar pertahanan lawan.
Lyon yang akan menjadi lawan mereka di semifinal, Kamis 20 Agustus 2020 harus bekerja keras bila tak ingin menjadi lumbung gol bagi Bayern.
Paris Saint Germain
Secara materi, PSG tak perlu diragukan. Juara Liga Prancis ini memiliki pemain dengan kualitas merata di semua lini. Namun dari semua sektor, barisan depan PSG yang paling menonjol.
Ada banyak pemain bintang yang bisa menjadi opsi di lini serang mereka. Sebut saja Neymar, Kylian Mbappe, Angel Di Maria, Marco Veratti, serta Mauro Icardi. Mereka adalah para predator lapangan hijau dengan reputasi besar.
Dengan kemampuan dan kualitas yang mereka miliki, PSG patut menjadi salah satu tim yang difavoritkan menjuarai Liga Champions musim ini.
Namun, menghadapi RB Leipzig, anak asuh Thomas Tuchel tak boleh membuat kesalahan. Tim polesan Julian Nagelsmann itu telah menunjukkan bahwa mereka tim kuat dengan mengandalkan kolektivitas tim. PSG musti waspada karena RB Leipzig adalah tim yang kuat dalam penguasaan bola serta kreatif saat menyerang.
RB Leipzig
Lolosnya RB Leipzig ke semifinal merupakan kejutan. Pasalnya, sebagai pendatang baru, mereka sama sekali tak diperhitungkan bakal melaju sejauh ini. Namun, jika melihat permainan mereka ketika menyingkirkan Atletico Madrid di perempat final, anak didik Julian Nagelsmann menunjukkan betapa litanya mereka.
Bahkan kepergian Timo Werner ke Chelsea yang semula bakal mereduksi kekuatan mereka tak terbukti. Dani Olmo, Konrad Laimer dan skuat lainnya ternyata mampu bahu membahu menjadikan RB Leipzig tetap kompetitif.
Kekuatan tim ini terletak pada kolektivitas tim, serta para pemainnya yang kuat dalam memegang bola. Ditambah kekompakan mereka serta gaya permainan yang atraktif, menjadikan tim ini sebagai kuda hitam di Liga Champions musim ini.
Kelebihan lainnya, RB Leipzig terbiasa bermain cepat dengan peralihan titik serangan yang bisa berubah setiap saat. Saking dinamisnya, hal ini kerap mengacaukan lawan.
Maka itu, meski daftar pemain yang dimiliki RB Leipzig kalah mentereng dibanding PSG, bukan tidak mungkin Dani Olmo cs akan membuat PSG menderita ketika mereka bersua di semifinal, Rabu 19 Agustus 2020 mendatang.
Advertisement