Membangun Kekuatan Lokalitas, Memperkaya Keberagaman
Oleh: Wahyu Nugroho*
Dominasi suatu wacana di seni rupa tidak bisa dianggap remeh, karena memiliki peranan besar dalam membentuk visi dan gaya seniman. Seniman seringkali terinspirasi oleh perkembangan seni rupa yang terjadi di pusat-pusat seni terkemuka, seperti pusat seni di kota besar atau institusi seni ternama. Dominasi wacana seni rupa memunculkan dampak-dampak yang cukup signifikan, di antaranya adalah munculnya keseragaman, pada visual karya seni maupun dalam hal wacana seni itu sendiri. Ketika satu jenis wacana atau gaya seni mendominasi dan menjadi acuan utama, seniman di berbagai daerah cenderung terpengaruh olehnya.
Dampak yang lebih mengkhawatirkan dari kuatnya dominasi suatu wacana karakteristik dan kekayaan lokalitas cenderung akan melemah. Hal ini mengakibatkan hilangnya keberagaman dan keunikan karya seni. Mengurangi kemampuan seni rupa untuk merayakan dan mewakili beragam aspek budaya, sejarah, dan tradisi yang ada di suatu wilayah. Para seniman lebih fokus mengikuti tren atau arus utama yang dianggap relevan. Mereka cenderung mengabaikan atau kurang menggali kekuatan yang ada dalam dirinya maupun aspek-aspek lokal dan tradisional yang menjadi ciri khas daerahnya.
Seni pada hakekatnya adalah tentang menghargai keberagaman kreativitas. Memungkinkan individu untuk mengungkapkan diri mereka secara unik melalui berbagai media, teknik, dan gaya. Kehadiran berbagai macam ekspresi seni dari berbagai budaya dan latar belakang menciptakan keragaman yang memperkaya pengalaman manusia dalam menghayati dan memahami kehidupan. Keberagaman ini juga menginspirasi pertukaran ide, pandangan, dan pengalaman antarindividu dan kelompok, yang pada gilirannya dapat memperdalam pemahaman tentang manusia dan lingkungan di sekitarnya.
Seni tidak dibatasi oleh standar baku yang mutlak atau objektif, melainkan bergantung pada sudut pandang individu, dan beradaptasi dengan perubahan konteks budaya, waktu, dan tempat. Ini menjadikan seni sebagai alat ekspresi yang kuat dan relevan untuk mencerminkan kompleksitas dan keragaman pengalaman manusia.
Sentralitas wacana dalam seni rupa memang bisa menjadi hal yang menonjol di banyak kasus, terutama di daerah-daerah yang mungkin masih lemah dalam perkembangan seni rupanya. Untuk mendobrak dominasi tersebut, dan memungkinkan daerah-daerah untuk berkontribusi pada perkembangan seni rupa secara lebih merata, perlu adanya keberanian dan upaya kongkrit.
Upaya untuk membangun kekuatan bersumber dari lokalitas merupakan sebuah tantangan yang memerlukan investasi nyata dalam ekosistem seni rupa di setiap daerah. Ekosistem seni rupa ini menjadi modal utama yang diperlukan untuk mengembangkan dan memperkuat karya seni yang berakar dalam konteks lokal.
Jika setiap komunitas dan seniman di berbagai daerah mampu mengembangkan kesadaran untuk membangun wacana seni yang unik dan autentik, yang tidak terkontaminasi oleh pengaruh dominan dari pusat-pusat seni rupa, maka seiring berjalannya waktu, akan tercipta desentralisasi dalam dunia seni rupa. Ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya dan memeriahkan ranah seni rupa secara keseluruhan. Hasilnya akan jauh lebih menarik daripada adanya keseragaman- keseragaman.
Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, menjaga dan mengembangkan keberagaman dalam seni rupa adalah suatu hal yang sangat penting. Membangun kekuatan lokalitas seni rupa membuka peluang bagi eksplorasi baru, dialog lintas kultural, dan penghargaan terhadap perbedaan. Dengan begitu, seni rupa dapat terus berkembang sebagai alat ekspresi dan pemahaman yang kuat dalam masyarakat kita yang semakin terhubung.
Komunitas seni rupa di Pasuruan, Komunitas Guru Seni Dan Seniman Pasuruan (KGSP), pernah mewacanakan drawing sebagai gerakan seni rupa di Pasuruan. Melalui serangkaian inisiatif yang mencakup pameran seni drawing, publikasi di media, dan penyelenggaraan workshop, KGSP berhasil menciptakan momentum penting bagi seni rupa Pasuruan. Pameran seni drawing yang mereka selenggarakan, baik dalam skala besar maupun kecil, telah menjadi wahana bagi seniman-seniman lokal untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Lebih penting lagi, gerakan ini telah membuka pintu bagi masyarakat Pasuruan untuk lebih menghargai seni rupa.
Selain itu, upaya KGSP dalam menyebarkan pengetahuan melalui workshop drawing telah memberikan peluang bagi individu dari berbagai latar belakang untuk memahami seni drawing secara lebih mendalam. Ini bukan hanya menciptakan ruang bagi pertumbuhan seniman-seniman muda, tetapi juga memperluas apresiasi terhadap seni rupa secara keseluruhan. Dengan upaya berkelanjutan dan semangat kolaboratif mereka, KGSP telah membantu memperkaya dan memperluas ekosistem seni rupa di Pasuruan. Menjadikan kota ini sebagai tempat yang semakin dikenal, khususnya dalam hal seni drawing.
Pengaruh positif dari wacana seni drawing yang telah berkembang di Pasuruan mencapai tingkat yang cukup signifkan, terbukti dari kolaborasi yang berhasil terjalin antara Galeri Nasional Indonesia (GNI) dan KGSP. Sebagai lembaga seni terkemuka di Indonesia, GNI dua kali mengajak KGSP untuk berkolaborasi dalam pameran seni drawing tingkat nasional. Pertama, pada tahun 2013, mereka menggelar pameran bersama dengan tema "Pesona Indonesia," yang menjadi platform untuk menghadirkan kreatifitas seni drawing dari Pasuruan ke mata publik nasional. Kedua, pada tahun 2019, kolaborasi tersebut berlanjut dengan pameran berjudul "Merandai Tanda-Tanda Zaman," yang sekali lagi membawa sorotan pada seni drawing Pasuruan.
Selain itu, pada tahun 2021, Forum Drawing Indonesia (FDI) turut mengajak KGSP untuk berkolaborasi dalam pameran seni drawing bertajuk "Menggambar Pasuruan." Kolaborasi ini menjadi bukti konkret bahwa kekuatan wacana seni rupa di Pasuruan telah menciptakan jaringan yang kuat dalam dunia seni nasional. Semua kolaborasi ini tidak hanya mengangkat karya-karya seni rupa Pasuruan ke tingkat nasional, tetapi juga memperkuat hubungan antar-komunitas seni di Indonesia serta memberikan penghargaan yang layak terhadap keberagaman seni drawing dalam lingkup nasional.
Ketiga pameran drawing kolaboratif di atas, yaitu dengan GNI dua kali dan dengan FDI satu kali, semuanya diselenggarakan di Pasuruan. Keputusan untuk menyelenggarakan pameran-pameran tersebut di Pasuruan dapat mencerminkan popularitas wacana seni drawing di wilayah ini dan dampak positif yang telah dihasilkannya. Gaung yang meluas dari wacana seni drawing di Pasuruan telah membuat kota ini relevan dan berpengaruh dalam konteks seni rupa nasional. Sebagai akibatnya, Pasuruan salah satu bagian penting dalam pengembangan seni drawing di Indonesia. Dan pameran-pameran kolaboratif tersebut menjadi langkah yang signifikan dalam mempromosikan potensi seni Pasuruan ke tingkat nasional.
Gerakan seni drawing yang berkembang di Pasuruan juga telah menjadi sumber inspirasi bagi beberapa akademisi untuk menjadikannya sebagai obyek penelitian dan pembuatan karya tulis ilmiah. Fenomena ini mencerminkan pengaruh positif dari gerakan seni rupa lokal dalam mengilhami penelitian dan pemikiran ilmiah. Para akademisi dapat menggali berbagai aspek terkait seni drawing, seperti pengaruhnya terhadap budaya lokal, peran dalam perkembangan seni rupa nasional, atau analisis teknis dari karya-karya tertentu. Dengan demikian, gerakan seni drawing di Pasuruan tidak hanya memperkaya dunia seni rupa, tetapi juga mengembangkan pengetahuan dan pemahaman di kalangan akademisi serta mendorong pertumbuhan intelektual dalam masyarakat.
*Wahyu Nugroho, perupa yang tinggal di Purwosari-Kab. Pasuruan
Advertisement