Membangun Kampus Ghazalia College, Jalan Berliku Gus Ulil Abshar
Sejauh bangau terbang akan kembali ke sarangnya. Begitulah perjalanan berliku Ulil Abshar Abdalla. Santri asal Pati ini, dikenal sebagai dedengkot gerakan pemikiran Islam liberal di Indonesia. Benarkah demikian?
Ia pun pernah mengalami ancaman hukuman mati dari sekelompok orang yang mengatasnamakan ulama. Nyatanya, santri yang pernah menempuh pendidikan di Pesantren asuhan KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh (almaghfurlah) ini, tetap bebas berbicara dan menyampaikan pendapat -- sebagai hakikat pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Namun, perjalanan waktu mengembalikan Ulil Abshar Abdalla ke alam kesejatian sebagai santri. Ia memanfaatkan kelebihan teknologi dengan mengadakan Pengajian Ihya Ulumuddin secara online. Ia pun kerap diundang untuk kopi darat (kopdar) alias mengaji secara langsung kitab karya Imam al-Ghazali di sejumlah daerah di Tanah Air.
Ulil Abshar Abdallah menyampaikan catatannya:
Selama lima tahun terakhir ini Ngaji Ihya’ dan karya-karya Imam al-Ghazali yang lain berlangsung di bawah naungan Ghazalia College alias Madrasah Ghazaliyah. Semuanya berjalan secara online di “awan”. Belum ada rumah yang nyata bagi Ghazalia College di “bumi”.
Tabarrukan dengan Tahun Baru Hijriyah 1444 yang jatuh hari ini, saya ingin menyampaikan sebuah kabar yang masih berupa rencana: bahwa dalam waktu dekat, Ghazalia College akan membangun sebuah “padhepokan” atau pesantren yang nyata di bumi. Sudah ada tanah seluas 1000 m2 yang sedang saya incar di kawasan Pondok Gede seharga Rp6,5 M.
Butuh Dana, Butuh Biaya demi Dakwah
Saya belum tahu bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu. Yang penting, saya bersama dengan beberapa tim Ghazalia College sudah bertekad untuk merealisasikan rencana ini. Sudah saatnya Ghazalia College punya “rumah” sendiri di bumi, tidak melayang-layang terus di “awan”.
Saya memohon dukungan dari semua santri online dan simpatisan yang lain. Minimal adalah dukungan berupa “wirid” atau doa. Saya sudah “matur”, minta restu serta doa dari Mbahkakung Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus tentang rencana ini. Beliau “meling” (berpesan) agar teman-teman yang mendukung rencana ini menjalankan “wirid” berikut ini:
Membaca istighfar “Astaghfirullahal ’Adzim” minimal seratus kali setiap hari, plus salawat “sak kongang”-nya (semampunya) dan sebanyak-banyaknya. Dengan membaca wirid ini, teman-teman sudah sangat membantu mewujudkan pembangunan pesantren Ghazalia College.
Semoga rencana di awal tahun baru Hijriyah ini mendapatkan keberkahan dan kemudahan. Amin.
Demikian Ulil Abshar Abdalla.
Advertisement