Membangun Bangsa di Era Global, Perlu Strategi Pendidikan Politik
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof. Sofyan Anif, mengatakan, dunia politik tidak dipisahkan dari dunia pendidikan. Isu penting dalam pesta demokrasi, terlepas dari terlaksana atau tidak, visi yang dikembangkan dalam bidang pendidikan akan memberi dampak ke berbagai aspek. Dunia pendidikan menjadi pilar penguasaan IPTEK.
“Pendidikan yang berkembang dengan baik akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan,” tegas rektor UMS, dalam keterangan Senin, 7 Juni 2021.
Kajian Politik Pendidikan
Konsep kajian politik pendidikan, mengambil irisan yang memberikan dampak positif yang berpihak kepada tujuan yang memberikan dampak bagi masyarakat luas.
Satu indikasi menuju pelemahan pembentukan karakter secara holistik, sesuai dengan konsep pendidikan karaker bisa terjadi dalam pengambilan kebijakan. Sebagai contoh: Draf peta jalan pendidikan nasional, frasa agama sudah hilang dan ini menyimpang dari esensi pendidikan di Indonesia.
“Dengan demikian, kita harus kembali kepada marwah pendidikan indonesia dengan kaya terhadap budi pekerti yang luhur,” jelas Anif.
Ia mengungkapkan hal itu dalam Seminar Nasional sekaligus Halal bihalal, Sabtu lalu. Acara digelar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), menghadirkan pembicara Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan dan Yudi Latief Ph.D selaku Aktivis dan Cendekiawan Muslim.
Pancasila dalam Pendidikan Indonesia
Seperti halnya UU PP no 57 no 2021 yang menghilangkan mata pelajaran Pancasila dalam pendidikan Indonesia.
“Politik pendidikan harus dikembalikan sesuai dengan ideologi Pancasila, sehingga generasi nanti mampu menjaga NKRI dan pendidikan perpolitikan. Mengawal isu isu peta konsep pendidikan di Indonesia,” tutur Sofyan Anif, menambahkan.
Strategi Pendidikan Khusus Global
Sementara itu, Prof. Dr Sunaryo, dalam seminar ini menekankan kepada strategi pendidikan yang perlu diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memaknai amanat founding fathers, idealisme, pendidikan sebagai proses alih regenerasi dan memaknai imperatif konstitusi.
“Selenggarakan pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945, ini sebuah idealisme yang harus dipahami dan tidak boleh dilepaskan,” papar Sunaryo yang juga Ketua ISPI Pusat.
Pendidikan sebagai strategi politik bangsa untuk mewariskan ideologi dan nilai budaya bangsa kepada generasi penerus sehingga tidak terjadi pembelokan ideologi negara.
Pendidikan Fundamental Tak Boleh Berubah
Sedangkan, Yudi Latief Ph.D mengungkapkan, zaman boleh berganti, namun pendidikan yang fundemental itu tidak boleh hilang.
Dalam kesempatan tersebut dia menjelaskan bagaimana profil pelajar Pancasila, diantaranya; Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, Kreatif dan Mandiri.
Kegiatan ini berjalan lancar dengan dipandu moderator Prof. Dr. Tjipto Subadi selaku sekertaris ISPI Jawa Tengah.