Membalas Keburukan dengan Kebaikan, Menyayangi Manusia
Watak dan tindakan setiap orang berbeda-beda. Ada yang menyenangkan, ada yang menjengkelkan. Ada pula yang bikin sakit hati orang lain.
Ada catatan menarik direnungkan dari KH Husein Muhammad:
Pulang dari menikahkan putri teman sekolah pagi ini, aku membaca sebuah hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) yang sangat menarik.
عن أبي عبد الله الجَدَلِي قال: سألتُ عائشة رضي الله عنها ، عن خُلُق رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت: «لم يكن فاحِشًا ولا مُتَفَحِّشًا ولا صَخَّابًا في الأسواق، ولا يَجْزي بالسيئةِ السيئةَ، ولكن يَعْفو ويَصْفَح
Abu Abdullah al Jadali mengatakan : "Aku bertanya kepada Sayyidah Aisyah tentang kepribadian Nabi Saw. Ia menjawab :
"Beliau bukan orang yang suka berkata-kata buruk, bukan pula suka bikin ucapan buruk, bukan suka bikin gaduh di pasar dan tidak membalas keburukan orang kepadanya dengan keburukan yang sama, malahan memaafkannya".
Sementara Imam Muslim meriwayatkan hadits lain :
لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَاحِشًا وَلاَ لَعَّاناً ولا سباباً
“Nabi saw. bukanlah orang yang biasa mengucapkan kata-kata jorok/buruk, bukan pengutuk dan bukan pula tukang caci maki,” (HR. Muslim dari Anas).
Perilaku Nabi yang demikian itu sejalan dengan perintah Al Quran yang menyebutkan :
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
''Jadilah pemaaf dan ajak orang lain untuk mengerjakan yang baik-baik, serta jauhkan diri dari orang-orang yang dungu".
وَلَا تَسْتَوِی الْحَسَنَةُ وَلَا السَّیِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِی هِیَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِی بَیْنَکَ وَبَیْنَهُ عَدَاوَةٌ کَأَنَّهُ وَلِیٌّ حَمِیمٌ
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia".
Husein Haekal, penulis biografi Nabi : "Hayat Muhammad", setelah bercerita tentang peristiwa "Fathu Makkah" (pembukaan kota Makkah) menulis :
الرسول ليس بالرجل الذى يعرف العداوة او يريد ان تقوم بين الناس. وليس هو بالجبار ولا المتكبر. لقد امكنه الله من عدوه فقدر فعفا. فضرب بذلك العالم كله والاجيال جميعا مثلا فى البر والوفاء بالعهد, وفى سمو النفس سموا لا يبلغه احد
“Nabi bukanlah manusia yang mengenal permusuhan atau yang akan membangkitkan permusuhan di tengah-tengah umat manusia. Dia bukan seorang tiran, dan bukan mau menunjukkan sebagai orang yang berkuasa. Tuhan telah memberi kepadanya kemampuan mengalahkan musuhnya, tetapi dia justeru memberi mereka pengampunan. Dengan begitu, dia telah memberikan keteladanan yang luar biasa kepada seluruh dunia dan segala generasi manusia tentang kebaikan, kesetiaannya dalam janji dan tentang kebesaran jiwa yang belum pernah dicapai oleh siapa pun”.
Menyayangi Manusia
Syeikh Nawawi al Bantani menulis dalam bukunya "Al Futuhat al-Madaniyyah", mengutip hadits Nabi Saw.
لا يدخل الجنة إلا رحيم. قيل يارسول الله كلنا رحيم. قال ليس أن يرحم احدكم صاحبه انما الرحمة أن يرحم الناس . رواه البزار . فعليك برحمة الخلق اجمع فانهم عبيد الله وان عصوا . (الفتوحات المدنية فى الشعب الايمانية، الشيخ نووى بنتن . ص ١٨).
"Tidak akan masuk sorga, kecuali orang yang menyayangi". Para sahabat mengatakan : "Wahai Nabi, kami sudah menyayangi". Nabi: " Bukan hanya menyayangi temannya, melainkan menyayangi semua manusia". Maka sayangilah semua ciptaan Allah. Karena mereka adalah hamba-hamba Allah. (Al-Futuhat al-Madaniyyah, hlm. 18, karya Kiyai/syeikh Nawawi al Bantani).
Demikian pesan singkat KH Husein Muhammad. Semoga bermanfaat. (13.01.23/HM)
Advertisement