Membaca Al-Quran, Perhatikan Fatihah saat Tarawih
Tadarus dan khataman Al-Quran menjadi bagian tradisi masyarakat di Nusantara. Menggema di masjid-masjid, mushala dan surau, yang mencerminkan gairah beribadah dengan membaca Kitab Suci Al-Quran.
Dari Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy'ari atau Abu Musa Al Asy'ari r.a (wafat 672 M di Mekkah) berkata, Rasulullah SAW bersabda:
عَن اَبي مُوُسى رَضي اللٌهُ عَنهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم مَثَلُ المُومِنِ اٌلَذِي يَقَراُ القُرانَ مَثَلُ الآترُجَةِ رِيحُهَا طيِبُ وَطَعمُهَا طَيِبُ وَمَثَلُ الموُمِنِ اٌلَذِي لآيَقرَاٌ القُرانَ كَمَثَلِ التَمرَة لآريَح لَهَا وَطَعمُهَا حُلوٌ وَمَثَلُ المُنَافِقِ اٌلَذِي يَقرَأ القُرانَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيْحُهَا طَيّبٌ وَطَعْمُهَا مُرُّ وَمَثَلُ المُنَافق اّلذِي لا يَقْرَأُ القُرْانَ كَمَثِلِ الحَنُظلَةِ لَيسَ لَهَا رِيحُ وطعمها مُرُّ. (رواه البخارى ومسلم والنسائي وابن ماجة).
Dari Abu Musa r.a, berkata bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran adalah seperti jeruk manis yang baunya harum dan rasanya manis.
Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran adalah seperti kurma, tidak berbau harum tetapi rasanya manis.
Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran adalah seperti bunga, baunya harum tetapi rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seumpama buah pare, tidak berbau harum dan rasanya pahit.”
(HR. Bukhari, Muslim, Nasai, dan Ibnu Majah)
Perhatikan Fatihah Saat Tarawih
Terkait dengan ibadah Shalat Tarawih bulan Ramadan, berikut pesan-pesan khusus Ust Abdul Wahab Ahmad, dosen Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq (UINKHAS) Jember, yang mengingatkan pentingnya bacaan Surat Al-Fatihah:
Fatihah adalah salah satu rukun shalat yang apabila salah, kurang atau apalagi tidak dibaca maka fatihahnya batal. Agar tidak salah, maka begini yang harus dilakukan saat tarawih dengan imam yang agak ngebut.
1. Baca fatihahnya sejak awal berdiri, jangan menunggu amin baru membaca. Baca dengan bacaan yang baik. Kalau terputus oleh bacaan amin, maka tidak masalah sehingga bisa dilanjutkan terusannya setelah mengucap amin. Tapi jangan diam hingga beberapa tarikan nafas sehingga bacaan fatihahnya tidak dianggap putus.
2. Bila sudah ikut shalat bersama imam sejak awal, maka makmum WAJIB membaca fatihah komplit sampai akhir meskipun imamnya sudah rukuk. Tak masalah meskipun telat selama telatnya jangan sampai imam selesai sujud kedua. Apabila misalnya sampai imam berdiri dari sujud kedua, maka makmum tidak boleh mengejar ketertinggalan tapi bergabung dengan gerakan imam lalu menambah satu rakaat.
3. Bila makmum terlambat ikut bergabung dalam shalat, misalnya baru takbiratul ihram saat Imam sudah hampir rukuk, maka makmum boleh langsung rukuk ikut Imam dan fatihahnya yang tidak komplit ditanggung imam. Inilah yang namanya masbuq, beda dengan poin dua di atas.
4. Bila di rakaat pertama terlambat mengikuti Imam sebab masih menyempurnakan fatihah, seperti kasus poin dua, kemudian berdiri ke rakaat kedua juga terlambat sehingga tidak punya waktu yang cukup untuk membaca fatihah dengan benar, maka dia berstatus masbuq di rakaat kedua. Dengan demikian dia mendapat keringanan boleh membaca fatihah tidak komplit di rakaat kedua ini dan langsung rukuk bersama imam.
Pahami masing-masing poin di atas agar shalatnya sah dalam standar mazhab Syafi'i yang dianut orang Indonesia. Semoga bermanfaat.
Advertisement