Memasak Lebih Hemat dengan Gas Limbah Tahu
Cairan limbah tahu yang biasanya dibuang begitu saja di parit hingga mengeluarkan aroma tak sedap. Kini tidak lagi terbuang sia-sia. Sebab, cairan itu bisa menghasilkan gas untuk memasak.
Suwarno, warga Desa Kapuan Kecamatan Cepu, seorang perajin tahun skala rumah tangga, tidak lagi merasa mengganggu tetangga. Akibat bau tak sedap yang ditimbulkan dari cairan limbah tahu.
Limbah cair yang dihasilkan itu langsung mengalir dan masuk kedalam Reaktor Biogas. Bantuan dari Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu, perguruan tinggi dibawah naungan Kementertian ESDM. Dari Program Pengabdian Masyarakat (PPM) tahun 2021.
Di dalam Reaktor Biogas tersebut, limbah cair dari tahu diolah menjadi gas. Lalu dialirkan ke rumah, untuk memasak dan penerangan. "Karena produksinya kecil, jadi gas yang dihasilkan juga kecil," kata Suwarno kepada Ngopiberen.id, saat berkunjung ke rumahnya, Rabu 10 Maret 2022.
Sehingga, pemanfaatannya pun terbatas. Hanya 2 rumah tangga. Itu pun tidak bisa bersamaan jika ingin api yang dihasilkan maksimal. Limbahnya dari usaha Suwarno dan dari satu perajin lain yang tidak jauh dari rumahnya.
"Meskipun limbahnya dari dua tempat, tapi kan produksi tahunya juga tidak banyak. Saya sendiri sehari hanya 4 kg dan yang satunya tidak lebih dari 2 kg," ungkapnya.
Menurutnya, gas tersebut hanya bisa untuk memasak sehari-hari. "Masak nasi, masak air, untuk bikin sayur. Kalau untuk bahan bakar buat tahu jelas enggak bisa, Mas," ungkapnya.
Dia bersyukur, dengan adanya reaktor biogas skala rumah tangga, dirinya bisa mengurangi biasa pembelian gas elpiji. "Setidaknya bisa mengurangi biaya beli gas," ujarnya.
Salah satu Dosen PEM Akamigas, Toegas S. Soegiarto, menjelaskan, limbah cair tahu merupakan bagian terbesar yang kaya akan protein sekitar 40-60 persen, karbohidrat 25-50 persen, lemak 10 persen, dan senyawa organiknya yang masih tinggi.
“Ini merupakan hasil dari proses pencucian, perendaman, dan pembuangan cairan dari cairan padatan tahun dan cairan dari proses produksi,” ujar Toegas pada kesempatan terpisah.
Dia menyampaikan, sebelumnya limbah cair tahu ini pemanfaatannya masih belum optimal. Bahkan hanya dibuang begitu saja pada perairan. Padahal limbah cair tahu dapat dijadikan bahan baku untuk menghasilkan energi terbarukan dalam bentukan biogas yang diproses pada alat digester.
“Teknologi ini merupakan salah satu solusi mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, karena bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar masak hingga penerangan rumah tangga. Terutama untuk industri kecil poduksi tahu ini,” ujar Toegas.