Memanfaatkan Waktu untuk Kebaikan, Cara Hidup Umat Islam
Konsep waktu dalam pandangan Islam tak sekadar menyoal perihal rutinitas kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, Islam menempatkan waktu sebagai perkara penting dan mendasar, yang jika tidak dimanfaatkan akan mendapatkan kerugian. Tidak hanya kerugian materil, tapi juga bisa berakibat fatal untuk kehidupan di akhirat.
“Dalam perspektif kita, waktu terkesan begitu sepele karena kita menjalani waktu begitu saja. kita hanya mengalir, tanpa pernah mau memperhatikan perpindahan dari satu waktu ke waktu yang lain dan bagaimana kita mengisi waktu tersebut,” tutur Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Ustadi Hamsah.
Dosen Filsafat Islam Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah ini menjelaskan bahwa dalam QS. Al Insan ayat 1, Allah sudah menegaskan bahwa pernah ada satu masa yang belum bisa disebut waktu, yaitu saat dunia belum diciptakan, waktu belum diciptakan. Saat dunia tercipta, waktu dimunculkan (hadits makhluq), sebelum itu tidak ada waktu sama sekali.
Peringatan Allah Ta'ala
“Artinya Allah mengajak kita untuk mencermati sesuatu yang disebut waktu, bahkan dulu pun belum disebut waktu, Allah telah mengingatkan pada kita. Ketika penciptaan langit dan bumi, waktu belum ada, tapi kita diingatkan akan adanya waktu,” tutur Ustadi.
Pentingnya waktu ini, terang Ustadi, Allah SWT sampai bersumpah beberapa kali dengan ungkapan ‘demi waktu’ dan setiap perpindahan waktu dalam Al Qur’an. Pada malam hari, Allah bersumpah atasnama “Al-Lail”. Ketika waktu berpindah ke pagi hari, Allah bersumpah atasnama “Al-Fajr” lalu “Al-Dhuha”. Kemudian di kala siang bersumpah lagi dengan “Al-Nahr”. Pun demikian dengan waktu sore dengan ungkapan “Al-‘Ashr”.
“Pernahkah kita mencermati setiap perpindahan waktu ini? inilah sesautu yang besar. Yang diinginkan Allah dalam sumpah-Nya atasnama waktu adalah setiap perpindahan waktu manusia didesain oleh Allah dalam kondisi baik dan setiap perpindahan waktu harus menjadi lebih baik,” tegas dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.
Hampir setiap amalan mahdlah dalam Islam selalu berkaitan dengan waktu, entah itu salat, zakat, puasa, maupun haji. Hal ini merupakan cara Allah untuk menetapkan landasan ideal tentang perlunya menghargai waktu. Waktu harus dikelola dengan baik agar tidak sia-sia, tidak berlalu begitu saja tanpa membawa manfaat yang berarti baik bagi diri maupun orang lain. Oleh karena itu, penting menjaga dan mengelola waktu secara baik dan benar.
*) Dipetik dari Khutbah Jumat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Yogjakarta.