Memanas! Dubes Lebanon Diusir dari Arab Saudi, Ini Penyebabnya
Arab Saudi memanggil duta besarnya untuk Lebanon, Sekaligus negeri kerajaan itu meminta duta besar Lebanon untuk negara itu meninggalkan Kerajaan Saudi dalam waktu 48 jam pada hari Jumat 29 Oktober 2021.
Kerajaan Saudi juga melarang semua impor Lebanon ke negara itu. Demikian Saudi Press Agency melaporkan dikutip Arabnews.com, Minggu 31 Oktober 2021.
Kerajaan Saudi juga melarang warganya bepergian ke Lebanon untuk kepentingan keselamatan mereka mengingat meningkatnya ketidakstabilan di negara itu.
Langkah itu dilakukan setelah pada hari Selasa muncul sebuah video yang menunjukkan Menteri Informasi Lebanon George Kordahi mengatakan bahwa
“Houthi yang bersekutu dengan Iran membela diri” dan menyebut perang di Yaman “sia-sia”.
Dia juga menggambarkan perang itu sebagai “agresi” Saudi.
SPA melaporkan, kegagalan Lebanon mengambil langkah-langkah yang diminta oleh Kerajaan Saudi untuk menghentikan ‘ekspor’ narkoba ke Kerajaan Saudi, terutama mengingat kendali Hizbullah atas semua pelabuhan, menjadi alasan lain bagi diambilnya keputusan tersebut oleh Saudi.
Kantor berita itu menambahkan bahwa kegagalan Beirut untuk menjatuhkan hukuman pada mereka yang terlibat dalam kejahatan yang menargetkan orang-orang Arab Saudi dan kurangnya kerjasama dalam mengekstradisi orang-orang yang dicari oleh Kerajaan Saudi menjadi alasan berikutnya.
Kerajaan Saudi menyesali hasil hubungan dengan Lebanon karena pihak berwenang di Beirut mengabaikan fakta dan kegagalan mereka yang berkelanjutan untuk mengambil tindakan korektif untuk memastikan hubungan baik dengan Kerajaan, tambah SPA.
Kontrol Hizbullah atas Lebanon telah menjadikan negara sebagai arena dan landasan peluncuran untuk melaksanakan proyek-proyek negara-negara yang tidak menginginkan yang terbaik untuk Lebanon dan rakyatnya yang memiliki hubungan historis dengan Kerajaan Saudi, kata kantor berita itu.
Kerajaan Saudi mengatakan, warga Lebanon yang tinggal di Arab Saudi disayangi oleh orang-orang Saudi dan dianggap sebagai bagian dari ikatan yang menyatukan orang-orang Saudi dengan saudara-saudara Arab mereka yang tinggal di Kerajaan.
Ketegangan Lama
Dalam catatan Ngopibareng.id, ketengan Arab Saudi dan Lebanon terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Pada awal November 2017, Menteri UrusanTeluk Arab Saudi, Thamer al-Sabhan, menuduh Lebanon dan kelompok Hizbullah terlibat dalam kegiatan teroris di wilayah Arab Saudi.
Al-Sabhan mengatakan bahwa Pemerintah Lebanon akan dianggap "menyatakan perang" terhadap Arab Saudi karena "agresi" Hizbullah terhadap kerajaan itu dan partisipasinya di parlemen dan kabinet Lebanon.
"Situasinya sangat sensitif, sangat memprihatinkan," kata al-Sabhan kepada TV Al-Arabiya sebuah TV pan-Arab milik Arab Saudi, 8 November 2017.
Arab Saudi mendukung Perdana Menteri Saad Hariri yang saat ini berada dalam tahanan rumah dan sekutunya selama konflik politik bertahun-tahun dengan kelompok Hizbullah dukungan Iran, di Lebanon.
Pernyataan Arab Saudi tersebut muncul setelah pengunduran diri Hariri yang tak terduga dalam sebuah kunjungan resmi ke Arab Saudi. Pengunduran diri Hariri menimbulkan pertanyaan mengenai waktu pengumuman dan mengapa dia memilih mengumumkan pengunduran dirinya di Riyadh, bukan Beirut.
Al-Sabhan memasang pesan di twitter setelah pertemuan yang dihadirinya dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan sejumlah menteri Arab Saudi bahwa "Lebanon setelah pengunduran dirinya tidak akan sama seperti sebelumnya. Lebanon tidak akan menjadi tempat untuk melancarkan serangan teroris, pemimpinnya harus memutuskan menjadi pemimpin bagi perdamaian atau pemimpin dari aksi teror."
Advertisement