Memalukan, Seorang Mata-mata Rusia Bekerja di Kedubes AS di Moskow Selama 10 Tahun
Seorang tersangka mata-mata Rusia bekerja di kedutaan besar Amerika Serikat di Moskow selama selama 10 tahun atau satu dekade sebelum diberhentikan secara diam-diam tahun lalu, menurut berbagai laporan, Kamis 2 Agustus kemarin.
Perempuan itu, seorang warga negara Rusia, direkrut oleh Secret Service dan dicurigai menyusul pemeriksaan keamanan rutin yang dilakukan Kementerian Luar Negeri, menurut narasumber yang dikutip Guardian, yang menyingkap kabar tersebut, dan CNN.
Penyelidikan menemukan dia sering melakukan pertemuan ilegal dengan badan intelijen utama Rusia, FSB.
“Kami menduga bahwa mereka semua berbicara dengan FSB, tetapi dia memberi mereka lebih banyak informasi daripada yang seharusnya,” kata seorang pejabat kepada CNN.
Perempuan tersebut dapat mengakses sistem intranet dan surat elektronik Secret Service, menurut laporan itu, yang memungkinkan dia mendapatkan data yang kemungkinan bersifat rahasia, termasuk jadwal perjalanan presiden dan wakil presiden AS.
Namun, “dia tidak dapat mengakses informasi yang sangat rahasia,” kata narasumber itu kepada CNN.
Sementara itu, The Guardian melaporkan Secret Service berusaha menahan rasa malu dengan memberhentikan dia, ketika Rusia memerintahkan pengusiran 750 personel dari kedutaan besar Amerika dalam pertikaian diplomatik menyusul tuduhan campur tangan Moskow dalam pemilihan presiden AS 2016.
“Secret Service berusaha menyembunyikan pelanggaran itu dengan memecat (dia),” kata seorang narasumber kepada The Guardian.
“Nasi sudah menjadi bubur, tapi manajemen senior Secret Service tidak melakukan penyelidikan internal untuk menilai kerugian dan untuk melihat apakah (dia) merekrut karyawan lain untuk memberinya informasi lebih banyak.”
Ketika ditanyai AFP, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan mereka sedang mengkaji laporan tersebut, tetapi tidak enggan berkomentar mengenai masalah intelijen. (mr/ml)