Memakmurkan Masjid hingga ke Ranting di Kaltim, Ini Dakwah Nyata
Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud mengajak kader-kader dan pengurus NU di Kalimantan Timur (Kaltim) untuk terus memakmurkan masjid-masjid di lingkungan masing-masing. Memakmurkan masjid menurutnya merupakan upaya dakwah yang sangat penting, selain tempat ibadah, masjid juga memiliki fungsi sosial yang harus dijalankan oleh kader dan pengurus NU.
"Kalau perlu pengurus NU itu berbasis masjid sampai ranting. Bangunannya sudah ada tinggal ngurus," katanya di hadapan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Timur di kantor PWNU Jalan Imam Bonjol Kota Samarinda , Senin malam, 29 Juli 2019
Menurutnya, se-Indonesia NU memiliki 800 ribu masjid, 23.685 pondok pesantren, 147 perguruan tinggi dan 127 rumah sakit.
"Jadi harus ke masjid dan jangan ditinggalkan," tegasnya.
Doktor Ekonomi Universitas Trisakti tersebut mengemukakan, NU tidak hanya mengurus masjid, namun sampai saat ini NU juga dianggap berhasil dalam mendirikan dan menjaga negara.
"NU berpengalaman mendirikan negara dan sekaligus menjaganya. Ini menjadi poin bagi negara lain untuk belajar tentang damai ke Indonesia. Makanya NU mendapatkan nominasi nobel perdamaian internasional," jelasnya.
Kata alumnus Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin, Jatisari, Jenggawah, Jember tersebut, dalam menjaga negara dan tanah air sudah menjadi kewajiban NU sebagai organisasi masyarakat karena ikut secara langsung mendirikan negara yang dimotori kiai-kiai NU.
"Masa kita pembuat bus, justru orang lajn yang pakai. Padahal susahnya bikin negara ini," ujarnya.
Hadir pada saat itu jajaran Syuriah PWNU Kalimantan Timur, KH Fakhruddin Wahab, KH Muhammad Rasyid, jajaran Tanfidziyah, H Fauzi A Bachtar, KH Boechorie Noer, Abu Bakar Madani, Syafaruddin. Unsur Banom, Lembaga, juga PW Ansor dan Banser Kalimantan Timur. Siang sebelumnya KH Marsudi Syuhud memberikan pembekalan kepada peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur.
Masjid memang dakwah paling efektif dalam membina kualitas umat Islam. Selain dikelola dengan baik, kemakmuran masjid membutuhkan perhatian serius dari aktivis dakwah dan mujahid dakwah. Di Indonesia, para juru dakwah telah memperjuangkan agar masjid menjadi pusat kegiatan keislaman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Advertisement