Memakai Masker Lebih Efektif Dibanding Vaksin
Menurut pakar dari Amerika Serikat, pemakaian masker lebih efektif mencegah penyebaran COVID-19, dibanding dengan vaksin yang sampai saat ini masih ditunggu kehadirannya.
Robert Redfield, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), mengatakan, sejauh ini masker lebih menjamin melindungiku dari COVID-19 dibandingkan mendapatkan vaksin COVID-19," katanya seperti dikutip The New York Times.
Dia mengatakan, masker menjadi alat kesehatan terpenting saat ini. “Saat ini sudah banyak penelitian yang mendukung efektifnya mengenakan masker untuk mencegah penularan COVID-19. Satu studi dalam jurnal BMJ Global Health menemukan digunakannya masker di rumah tangga sangat berhubungan dengan lebih sedikitnya penyebaran COVID-19,” katanya.
Amesh Adalja, pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security, Maryland, memperkuat pendapat Robert Redfield.
“Virus membutuhkan cara untuk menular dari orang ke orang. Dan sekarang ada data untuk mendukung penggunaan masker sebagai bentuk pengendalian sumber, terutama pada mereka yang memiliki gejala,” kata Amesh Adalja, seperti dilansir dari Health, Minggu.
Masker menjadi penghalang fisik yang sangat efektif untuk menghilangkan kemampuan virus untuk berpindah dari orang ke orang. Menurut Adalja, vaksin COVID-19 generasi pertama bukan agar semua yang menerimanya kebal terhadap infeksi, tetapi untuk memodifikasi penyakit sehingga tingkat keparahan dan kebutuhan rawat inap lebih rendah.
“Infeksi di antara yang divaksinasi pun masih akan terjadi. Infeksi akan menjadi lebih jarang dan tidak terlalu parah," tambahnya.
Jadi, vaksin COVID-19 yang disetujui hanya akan menjadi satu bagian dari pendekatan berlapis-lapis. Adalja berpendapat, memakai masker wajah dan berlatih menjaga jarak secara fisik di depan umum tetap harus dilakukan saat vaksin pertama tersedia.
Di sisi lain, kata Adalija, vaksin mungkin hanya 50 persen efektif memberi orang rasa aman, tetapi sebenarnya ini menyebabkan penyebaran virus lebih besar karena tindakan pencegahan lain tidak dilakukan. Adalja mengatakan, pada waktunya vaksin COVID-19 generasi pertama akan digantikan oleh vaksin yang memberikan kekebalan seperti vaksin campak.
“Ini berarti sistem kekebalan tubuh akan dapat menghentikan virus untuk berkembang biak di dalam tubuh. Tetapi tidak ada yang tahu berapa lama itu bisa berlangsung, dan bisa jadi beberapa tahun, kata Amesh Adalja. (an)