Memajukan Pendidikan, Nadiem Bahas Implementasi Kampus Merdeka
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dibutuhkan kajian dalam upaya-upaya memajukan pendidikan nasional dan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Menurutnya, tujuan program MBKM adalah membuat pengalaman belajar yang relevan dan menyenangkan bagi mahasiswa dan dosen.
“Secara sederhana kita ingin lebih banyak mahasiswa ke luar dari kampus, lebih banyak dosen keluar kampus mencari ilmu dan pengalaman. Lebih banyak praktisi ke kampus untuk mengajar," demikian Mendikbudristek dalam keterangan Kamis, 4 November 2021.
"Harusnya pembelajaran di kampus tidak hanya ceramah di depan kelas, dosen bisa membuat rekaman pembelajaran kemudian ketika masuk ke kelas mahasiswa perlu diarahkan untuk lebih banyak berdiskusi, kerja kelompok, mengasah presentasi dan berdebat,” imbuh Nadiem.
Ia menegaskan hal itu, terkait kegiatan bersilaturahmi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor PBNU, Jakarta, pada Rabu 3 November 2021.
Dalam agenda ini, Nadiem Makarim mengapresiasi peran NU dalam penguatan pendidikan nasional, sekaligus mengajak warga Nahdliyyin bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam acara bertajuk “Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Silaturahim Mendikbudristek Bersama Ketua Umum PBNU” dikaji upaya-upaya memajukan pendidikan nasional dan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), terutama di perguruan tinggi di bawah Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU).
Capaian Kemendikbudristek
Lebih lanjut, Menteri Nadiem menjelaskan bahwa capaian program MBKM dapat diketahui dengan melihat delapan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu:
1. Lulusan mendapat pekerjaan yang layak;
2. Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus;
3. Dosen berkegiatan di luar kampus;
4. Praktisi mengajar di dalam kampus;
5. Hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat;
6. Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia;
7. Kelas yang kolaboratif dan partisipatif;
8. Program studi berstandar internasional.
Peran Nahdlatul Ulama dalam Pendidikan
Mendikbudristek juga memuji peran Nahdlatul Ulama dalam pendidikan nasional. Ia juga berharap NU terus memberikan kritik dan masukan terhadap kebijakan pendidikan nasional.
Dalam acara tersebut Menteri Nadiem memberikan bantuan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) dan bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kepada mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi NU.
Selain itu, secara simbolis Mendikbudristek menyerahkan surat izin pendirian Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama kepada PBNU.
Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj menyambut gembira silaturahmi Mendikbudristek dan berharap lebih banyak kerja sama antara LPTNU dengan pemerintah di masa mendatang.
Ketua Umum PBNU menegaskan bahwa NU melalui LPTNU mendukung kebijakan MBKM. Tak lupa, PBNU meminta pemerintah agar memberikan afirmasi kepada perguruan tinggi yang masih tertinggal dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
“Sore ini bukan hanya silaturahim tapi sudah ke silatul a’mal atau kerja sama. Terima kasih untuk bantuan KIP Kuliah dan bantuan UKT, dan juga izin pendirian perguruan tinggi. Pertemuan seperti ini harus sering-sering kita adakan. Tidak ada artinya pertemuan seperti ini kalau tidak ada kerja sama,” kata KH Said Aqil Siroj bersemangat.
Sementara itu, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Syaiful Huda yang hadir dalam kesempatan tersebut memuji kebijakan MBKM sebagai upaya untuk membuat lompatan besar di bidang pendidikan. Selain itu, ia juga menjelaskan peranan penting NU dalam membantu pemerataan akses pendidikan. "NU selama ini berjuang sungguh-sungguh membantu Pemerintah memeratakan akses pendidikan," ujarnya.
"Oleh karena itu, afirmasi bagi lembaga pendidikan NU yang masih tertinggal dan juga mahasiswa-mahasiswa kurang mampu sangat diharapkan,” imbuh Syaiful Huda.
Advertisement