Memahami Tiga Tingkatan Berpuasa, Lima Hal Membatalkan Puasa
Menjalani ibadah bulan Ramadan, setiap pribadi Muslim harus benar-benar melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya. Untuk kesempurnaan itu, harus juga dipahami hal-hal yang menyangkut yang dilarang dan diharamkan dalam puasa. Demikian pula soal keutamaan atau fadhilahnya.
Terlebih dulu perlu kita pahami berikut. Tentang keutamaan bulan Ramadhan berdasarkan Hadits Rasulullah dinukil dari kitab Durratun Nashihin yang ditulis Syekh Utsman bin Hasan:
عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : لو تعلم أمتي ما في رمضان لتمنوا أن تكون السنة كلها رمضان. لأن الحسنة فيه مجتمعة والطاعة مقبولة والدعوات مستجابة والذنوب مغفورة والجنة مشتاقة لهم.
Dari Ibnu Abbas r.a beliau bersabda: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: jikalau umatku mengetahui apa yang ada di bulan Ramadhan sungguh mereka akan berharap dalam satu tahun semuanya dijadikan bulan ramadhan, karena semua kebaikan yang ada di bulan Ramadhan dikumpulkan, semua ibadah diterima, doa akan dikabulkan, dosa akan diampuni dan surga dibuka untuk mereka.
Doa banyak diijabah oleh Allah SWT. Berdoa kebaikan bukan untuk diri semdiri tapi untuk orang lain juga.
Dosa diampuni, asalkan betul-betul tobat nasuha.
Surga menanti kehadiran orang-orang yang melaksanakan puasa ramadhan yang sempurna.
Jangan sampai kita termasuk pada "banyak yang melaksnakan puasa tapi tidak mendapatkan pahala puasa".
Jaga tutur kata kepada siapa pun, kecuali sedang becanda.
Tiga Tingkatan Orang Berpuasa
Imam Ghazali juga mengkategorikan tingkat puasa umat Islam. Puasa itu ada tiga tingkatan yaitu:
1. shaumul umum (puasa kelas awam),
2. shaumul khushus (puasa kelas istimewa), dan 3. shaumul khushusil khushus (puasa kelas sangat istimewa).
Lima Hal Membatalkan Puasa
Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Al Hakim yang tertulis di kitab Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan, ada lima hal yang membatalkan pahala puasa, yaitu;
1. Berbohong,
2. Mengadu domba,
3. Ghibah,
4. Sumpah palsu,
5. Memandang dengan syahwat.
"Mari kita sempurnakan Ibadah Puasa kita dengan kesibukan kerja sehingga mengurangi hal yang tidak bermanfaat," tutur Hj Widayanti, M.P Mat, yang mengaji Kitab Durratun Nasihin.
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Dijauhkan dari Corona.
Advertisement