Memahami Fikih Pandemi, Adz-Dharu Riyyatul Khamsah
Di masa pandemi Covid-19, para ulama pesantren menganjurkan pentingnya menjaga keselamatan jiwa. Hal itu termuat dalam Maqashid Syariah atau Kulliyatul Khamsah.
Dalam konsep masa PPKM Darurat selama 3-20 Juli 2021, para ulama mengedepankan pemahaman Fikih Pandemi sebagaimana disampaikan Wakil Menteri Agama H Zainut Tauhid Sa'di.
Konsep Fikih Pandemi ini diperkuat ketika disampaikan KH Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur yang juga Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Keselamatan Jiwa Lebih Diutamakan
Kiai Mutawakkil mengimbau agar masyarakat menaati peraturan PPKM yang diterapkan oleh pemerintah. Menurutnya, hal ini juga merupakan salah satu bentuk dari ikhtiar pemerintah dalam menjaga keselamatan bangsanya.
Berdasarkan kebijakan terbaru dari pemerintah, PPKM darurat itu sendiri dilaksanakan pada daerah Jawa dan Bali mulai dari 3 sampai 20 Juli 2021 mendatang. MUI Jatim turut mendukung langkah ini, karena ini adalah upaya dan strategi pemerintah untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19.
“Kewajiban negara adalah menjaga keselamatan bangsanya, dalam terminologi Islam hal ini disebut juga adz-dharu riyyatul khamsah,” kata Kiai Mutawakkil.
Dalam Kulliyatul Khomsah = Adz-dharu Riyyatul Khamsah, disebutkan (1) Hifdzun nafs (Keselamatan Jiwa) (2) Hifdzun diin (Keselamatan Agama) (3) Hifdzun aqli (Keselamatan Akal) (4) Hifdzun Nasab (Keselamatan Keturunan), dan (5) Hifdzun maal (Keselamatan Ketahanan Harta/ekonomi masyarakat). Hal ini tak lain adalah Maqashid Syariah alias Kulliyatul Khamsah, yang diajarkan Islam.
Selain menyampaikan tausiyahnya tersebut, Kiai Hasan juga mengajak seluruh jajaran MUI untuk memberi pemahaman pada masyarakat tentang virus ini. Hal ini dikarenakan tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa virus Covid-19 tidak ada apa-apanya, sehingga menjadi lalai akan tanggung jawabnya dalam mematuhi peraturan atau protokol yang berlaku.
“Jangan sekali-kali meremehkan penyakit karena yang menciptakan penyakit ini adalah Allah. Penyakit ini bisa jadi ini adalah bentuk ujian atau pun musibah bagi kita. Jangan remehkan penyakit, karena secara tidak langsung kita juga meremehkan Penciptanya,” ujar Kiai Hasan Mutawakkil Alallah.