Memahami 7 Masalah yang Terlupa dalam Etiket Pergaulan
Dalam pergaulan ada sejumlah adab dan etiket yang wajib diperhatikan selaras ajaran agama Islam. Sebagaimana dituntunkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Namun, ada juga beberapa hal remeh yang kita, sepelekan dalam pergaulan. Berikut amalan ringan yang bisa dikerjakan tapi sering kurang kita perhatikan.
1. Memberi Isyarat dan Salam Ketika Datang
Satu lagi etika bertamu menurut Islam adalah harus meminta izin atau salam ketika datang.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat”. (QS. An Nur:27).
Sebagaimana juga terdapat dalam hadits dari Kildah ibn Al-Hambal radhiallahu’anhu, ia berkata “Aku mendatangi Rasulullah lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah bersabda, ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘assalamualaikum’, boleh aku masuk?'”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan).
2. Jangan Mengintip ke Dalam Rumah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela perbuatan ini dan memberi ancaman kepada siapa saja yang mengintip ke rumah seseorang saat hendak bertamu.
“Dari Sahal bin Saad ia berkata: Ada seorang lelaki mengintip dari sebuh lubang pintu rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan pada waktu itu beliau sedang menyisir rambutnya. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika aku tahu engkau mengintip, niscaya aku colok matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkanuntuk meminta izin itu adalah karena untuk menjaga pandangan mata.” (HR. Bukhari).
3. Memperkenalkan Diri Sebelum Masuk dan Duduk dengan sopan
Saat bertamu hendaknya tamu memperkenalkan diri secara jelas ketika tuan rumah bertanya terutama saat malam hari.
Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendaknya tamu masuk dan duduk dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah.
4. Tamu Lelaki Dilarang Masuk ke Dalam Rumah Apabila Tuan Rumah Hanya Seorang Wanita
Dalam hal ini, apabila tuan rumah seorang perempuan dalam keadaan seorang diri di rumah. Tidak diperkenankan mempersilahkan tamu laki-laki untuk masuk ke dalam rumah. Cukup diluar rumah saja dan ditanyakan apa maksud kedatangannya.
5. Menerima Jamuan Tuan Rumah dengan Senang Hati
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa menikmati makanan atau minuman seperti itu.
6. Segeralah Pulang Setelah Selesai Urusan
Kesempatan bertamu dapat digunakan untuk membicarakan berbagai permasalahan hidup. Namun demikian, pembicaraan harus dibatasi tentang permasalahan yang penting saja, sesuai tujuan berkunjung.
7. Lama Waktu Bertamu Maksimal Tiga Hari Tiga Malam
Terhadap tamu yang jauh tempat tinggalnya, Islam memberi kelonggaran bertamu selama tiga hari tiga malam. Waktu tersebut dikatakan sebagai hak bertamu. Setelah waktu itu berlalu maka habislah hak untuk bertamu kecuali jika tuan rumah menghendakinya. Dengan pembatasan waktu tiga hari tiga malam itu, beban tuan rumah tidak telampau berat dalam menjamu tamunya.
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”
Demikian mengenai adab-adab bertamu yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassallam. Sehingga membuat kita semakin paham mengenai hak-hak pemilik rumah yang kita kunjungi dan kita dapat menjunjung sopan santun dihadapan orang lain.
Semoga bermanfaat.
Advertisement