Melukis Massal On The Spot Pelabuhan Tanjung Perak
Tak ada yang lebih menegangkan bagi "kaum" seniman lukis selain aktivitas melukis bersama. Kenapa menegangkan? Ya... karena jarang terjadi. Tak hanya jarang terjadi, tetapi memang melukis bersama itu sebuah peristiwa langka.
Seniman lukis biasanya bekerja individu. Pribadi-pribadi yang begitu personal. Terpekur di depan kanvas, bermalam-malam, berhari-hari, bahkan berbulan. Menjangkau sebuah imajinasi, lalu lahirlah karya. Karya individu, yang dalam banyak hal bisa dinikmati oleh semua.
Pasar Seni Lukis Indonesia XI yang sedang berlangsung 10 hari di JX International Surabaya, tak hanya sedang menciptakan pasar. Mengumpulkan para seniman lukis. Mempertemukan hulu dengan hilir: dalam artian pelukis dengan para pecinta seninya, kolektor berikut galery seni. Tetapi juga membuat gerakan kebersamaan.
Pagi ini, 16 Oktober, peserta PSLI yang jumlah mencapai 200 orang lebih itu, membuat gerakan kebersamaan dengan melukis bersama. Bekerjasama dengan PT. Pelindo III, PSLI diberi akses untuk mengeksplor obyek lukis di North Quay. Lengkap dengan pemandangan Kapal Pelni yang menjelang angkat sauh.
Anis, staf Pelindo, sebelum melukis bersama para seniman PSLI dimulai, menerangkan, North Quay ini adalah destinasi baru di Surabaya. Nama persisnya adalah Surabaya North Quay. Ini adalah bagian pelabuhan yang bisa diakses oleh umum. Dijadikan tempat wisata.
Andalannya adalah pemandang aktivitas pelabuhan. Kapal yang jelang berangkat atau yang hendak sandar. Kapal domestik maupun kapal besar dari mancanegara. Lalu lautan bebas dengan ombak yang relatif tenang.
"Hanya sayangnya selalu panas. Sesuatu yang khas dari pelabuhan. Tapi kalau pagi atau senja juga malam hari pamandangan luar biasa begini (angkat jempol). Ini bisa dieksplor oleh para pelukis," kata Anis.
Panorama terbuka di North Quay lengkap dengan kapal dan lautnya yang membahana membuat para seniman lukis seperti mendapat sudut pandang baru. Begitu bersemangat, sampai lupa kalau panas sudah cukup menyengat.
Selama ini, aktivitas meluki, biasanya hanya melihat pantai. Di tepi pantai. Atau sesekali agak ke tengah laut. Namun kali ini benar berbeda, berada di pelabuhan besar sekelas Tanjung Perak yang punya aktivitas super sibuk. Ada kapal, ada penumpang, dan keriuhan dan segala macam denyutnya. "Sesuatu banget," celutuk seorang pelukis asal Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Pasar di PSLI XI, M.Anis, mengatakan, aktivitas melukis bersama di hari kelima PSLI adalah gerakan yang memang harus dibuat. Mereka, di Surabaya, selama 10 hari, tentu juga tak menarik kalau hanya jual lukisan, berbincang karya, menunggui lukisan dan calon kolektor.
"Mereka juga harus beraktivitas normal. Lha aktivitas normal pelukis itu apa? Ya melukis! Maka, seluruh peserta PSLI kita bawa, kita suguhi, sesuatu panorama di Surabaya yang memungkinkan jadi obyek lukisan. Pilihannya ya pelabuhan. North Quay ini. Dan bisa dieksplor," kata M.Anis yang selain seniman juga wartawan senior ini. (idi)