Melon Dalmatian, Buah 'Pendatang Baru' petani Kota Probolinggo
Anda mengenal anjing Dalmatian? Yakni, anjing berbulu putih disertai totol-totol hitam. Atau nama sebuah provinsi di Kroasia, Dalmatia yang penduduknya disebut Dalmatian. Belakangan, Dalmatian juga menjadi nama boyband asal Korea Selatan (Korsel). Tetapi yang kita bicarakan ini adalah buah melon Dalmatian, yang kebetulan awalnya juga berasal dari Korsel.
Buah melon yang kulit luarnya berwarna putih disertai totol-totol hijau tua itu kini menjadi pendatang baru di kalangan petani di Kota Probolinggo. Sejumlah petani, juga kelompok tani kini gandrung buah segar manis itu.
Kelompok Tani Lestari Jaya, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo termasuk yang ikut menanam melon Dalmatian. “Kami bersama teman-teman kelompok tani menanam melon Dalmatian sejak sekitar dua bulan lalu,” kata Ketua Kelompok Tani Lestari Jaya, Hasan Prasojo, 39 tahun di kebunnya, Kamis, 4 Maret 2021.
Di sebuah petak sawah di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Probolinggo, kelompok tani itu menanam 500 batang melon Dalmatian dan 1.000 batang melon Golden Luna. Kedua jenis melon itu sudah siap panen dalam dua tiga hari ke depan.
“Kami juga punya petak lain di selatan sana, yang ditanami 2.000 batang melon Dalmatian tetapi masih berusia sebulan, buahnya masih kecil-kecil,” kata alumnus Pesantren Nahdlatul Thalibin, Desa Blado Wetan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo.
Disinggung mengapa kelompok tani dengan 35 anggota itu memilih menanam melon Dalmatian, Hasan mengatakan, melon tersebut penampilannya menarik dan harga lebih mahal daripada melon jenis lain.
“Melon Dalmatian di supermarket dijual sekitar Rp 25.000 per kilogram, melon jenis lain harganya sekitar separo hingga tiga perempatnya,” katanya.
Hasan berterus terang, penanaman melon Dalmatian itu bekerja sama dengan PT Agro Tani Emas, Banyuwangi. “PT Agro memasok benih nanti dibayar saat panen melon. PT Agro juga siap membeli buah melon saat panen seharga Rp 13.000 per kilogram,” ujarnya.
Dengan buah 2,5-3 kilogram per batang, Hasan mengaku optimistis kelompok taninya bisa meraup keuntungan lumayan. Karena sudah ditampung PT Agro, kelompok tani tidak lagi repot memasarkan melon Dalmatian.
Pria yang pernah meraih juara pertama petani berprestasi tingkat Provinsi Jatim dan juara harapan tingkat nasional itu mengaku, tidak kesulitan bertanam melon Dalmatian. “Seperti halnya bertanam melon lain atau semangka. Bahkan melon Dalmatian, saya buat tumpangsari dengan tanaman tomat, hasilnya juga bagus,” katanya.
Soal gairah petani menanam melon Dalmatian juga diungkapkan Amelia Juniarti, penyuluh pertanian Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. “Sebelumnya petani dan kelompok tani biasa menanam melon Honey Glow, Golden Luna, dan melon lokal. Sekarang lagi tren mereka menanam melon Dalmatian,” katanya.
Dikatakan dalam membudidayakan tanaman petani memang harus mempertimbangkan pasar. “Pasar modern menyukai melon Dalmatian karena tampilan cantik dan rasanya yang segar dan manis,” ujarnya.
Sejumlah kelompok tani, juga petani di Probolinggo, kata Amel, yang selama ini bercocok tanam padi dan jagung, mulai melirik tanaman hortikultura (buah dan sayur). “Melon Dalmatian juga ditanam sejumlah kelompok tani di semua kecamatan di Kota Probolinggo,” katanya.