Melirik Budidaya Ikan Koi di Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai daerah dengan potensi sumber daya air yang melimpah dan berkualitas. Oleh karenanya, banyak masyarakat yang memanfaatkan melimpahnya air di Pasuruan dengan budidaya ikan koi.
Salah satunya adalah Pasoepati Koi Club yang beranggotakan 27 petani koi dari berbagai wilayah di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Komunitas penggila ikan koi inilah yang berkomitmen untuk mengembangkan ikan koi di Kabupaten Pasuruan agar semakin dikenal.
Bashori Aly, salah satu anggota Pasoepati Koi Club mengatakan, budidaya ikan koi sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Hanya saja, untuk professional masih sekitar 2-4 tahun lalu, lantaran untuk mengumpulkan seluruh anggota yang ikut bergabung dalam asosiasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan.
"Ada anggota kami yang kesehariannya adalah seorang karyawan, pengusaha sampai benar-benar hanya ngurus ikan koi. Alhamdulillah dengan berjalannya, waktu, sudah banyak anggota kami,” kata Bashori, di sela-sela kesibukannya, Selasa, 27 AGustus 2019.
Hingga kini, seluruh anggota Pasoepati Koi Club masih aktif dan serius dalam membudidayakan ikan yang merupakan symbol persahabatan yang abadi dan cinta tulus ini.
Kata Bashori, ada beberapa wilayah di Pasuruan yang sangat berpotensi sebagai daerah sentra koi. Diantaranya Kecamatan Gondangwetan, Winongan, Rejoso, Grati, Pandaan, Prigen, Purwosari dan Purwodadi. Wilayah-wilayah tersebut memiliki jaringan air yang sangat bagus untuk habitat ikan koi yang terkenal sangat sensitive dalam urusan air.
"Ikan koi itu special, karena butuh perawatan khusus, Yang terpenting adalah sirkulasi air dan kualitas air itu sendiri. Kalau airnya jernih dan mengalir, sudah pasti koi akan nyaman. Ada yang di kolam, meski keruh tapi mengalir, dalam artian keluar masuk air secara terus menerus, jadi tidak apa-apa," katanya.
Dijelaskan Bashori, untuk bisa berhasil dalam membudidayakan ikan koi, dua hal penting harus diperhatikan, yakni indukan dan ekosistem dalam air. Indukan yang bagus akan menghasilkan anakan yang unggul.
Begitu pula dengan ekosistem air, harus memiliki sirkulasi yang baik, sehingga air tidak keruh akibat kotoran ikan itu sendiri maupun dari luar area (kolam, aquarium, terpal dan lainnya).
"Kalau indukannya biasa saja, maka jangan pernah mimpi untuk dapat anakan yang unggul. Indukan itu sangat penting untuk menentukan bagus tidaknya turunan ikan koi, karena bukan kuantitas yang kita kejar, melainkan kualitas," katanya.
Lebih lanjut Bashori menegaskan bahwa selain kepemilikan sendiri, Pasoepati Koi Club juga memiliki satu tempat penampungan ikan koi yang dinamakan Pasoepati Koi Center. Lokasinya di Tegalbero, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Di tempat tersebut, ada 27 kolam dengan ukuran 4X6 meter dan menampung sekitar 50 indukan dan ribuan ekor ikan, mulai anakan sampai dewasa.
"Koi andalan ada tapi dirawat di rumah, dan kita punya ikan yang kemaren ditawar sampai 21 juta. Koi jenis Sanke. Tapi kalau di Pasoepati Koi Center, kita titipkan bersama milik anggota yang lain, supaya ada greget untuk kita tetap berkomunikasi untuk mengembangkan menjadi lebih besar,” katanya.
Kini, Bashori dkk hanya berharap agar Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi, dengan cara membuat klaster-klaster ikan koi, maupun menjadikan BBI Penataan sebagai lokasi pengembangan ikan koi yang dikerjasamakan.
"Ketika festifal ikan koi di Pandaan, Bapak Bupati mengatakan bahwa Pemkab Pasuruan akan menyusun klaster ikan koi. Pada prinsipnya Pasoepati Koi Club siap bersinergi dengan Pemkab Pasuruan maupun komitmen untuk mengembangkan ikan Koi dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)