Melihat Wajah Suasana Hati pun Tampak, Pesan Habib Umar
Habib Umar bin Hafidz menjadi oase Kaum Habaib di Indonesia. Ulama asal Hadramaut Yaman ini, begitu mengapresiasi perjuangan Hadlratussyaikh KH Hasyim Asy'ari di Indonesia.
Secara rutin, Habib Umar bin Hafidz memberi pesan-pesan di PBNU, dalam Telekonferensi Pengajian Kitab Adabul Alim wal Muta’allim, yang dimulai sejak masa-masa normal sebelum pandemi Covid-19.
Selain itu, Habib Umar kerap melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia. Sejak forum pengajian akbar yang digelar Habib Munzhir Al-Musawa (almarhum) hingga kini dakwah Habib Umar bin Hafidz sangat diminati di Indonesia.
Suatu ketika, Habib Umar menyampaikan pesan-pesan penting agar umat Islam menyelaraskan hati dan perbuatan. Begini pesan Habib Umar:
Ketahuilah, orang yang berhati lembut adalah orang yang wajahnya berseri-seri dan sering tersenyum. Sebab, keadaan hati itu tercermin pada wajah.
Perumpamaan wajah dan keadaan hati seperti bayangan sebuah dahan dengan dahan itu sendiri. Bayangan tidak akan berbeda dengan bentuk aslinya. Bahkan ke manapun dahan itu bergerak, bayangannya akan selalu ikut.
Begitulah perumpamaan wajah terhadap hati: semua yang disembunyikan hati akan tampak di wajah. Orang-orang yang memiliki bashîroh mampu mengetahui isi hati seseorang hanya dengan melihat wajahnya.
Ucapan paling mendalam yang pernah kudengar sehubungan dengan ini adalah ucapan Syu’bah bin Hajjaj rahimahumullah,
“Jika aku melihat punggung seseorang aku pasti mengetahui apa yang terdapat dalam hatinya.”
“Bagaimana jika kamu melihat wajahnya?” tanya seseorang kepadanya.
“Wajah adalah lembaran yang dapat dibaca. Jika hatinya keras, wajahnya tampak keras dan muram, hampir tidak pernah senyum. Jika hatinya lembut, ia akan bersikap ramah kepada teman-temannya, rindu pada kampung halaman, dan menyesali umur yang telah disia-siakannya.
“Sebagaimana dikatakan, bahwa jika kamu ingin mengetahui kesetiaan seseorang, maka perhatikan lah bagaimana kerinduannya pada kampung halamannya, kesedihannya ketika mengingat teman-temannya yang telah meninggal dan penyesalannya atas umur yang telah dilewatkannya.”
Masya Allah, betapa wajah adalah gambaran dari hati seseorang. Jika wajahnya selalu memancarkan senyum dan memberikan aura yang positif, insya Allah itulah cerminan dari hatinya. Sebaliknya, jika wajahnya seringkali menampakkan kemuraman, maka ada yang tidak selesai dalam hatinya.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam, dituntut untuk selalu membersihkan hati sehingga dengan kebersihan hati itulah akan terpancar kecerahan dan aura wajah yang berseri.
Yang disampaikan Habib Umar bin Hafidz dapat memberikan pelajaran bagi kita. Ia mengingatkan, hati yang bersih bukan lahir dari wajah yang terus menampakkan kemarahan, kebencian dan caci maki, melainkan dapat terbaca dari wajah yang penuh kelembutan, kesantunan dan senyum yang menyejukkan.