Melbourne Kembali Tenang Setelah Tiga Hari Didemo Anti Lockdown
Kota Melbourne, Australia, hari mulai sedikit lebih tenang setelah tiga hari dilanda protes anti-lockdown. Protes masyarakat itu menyebabkan konfrontasi kekerasan antara polisi dengan para pengunjuk rasa, di jalan-jalan di pusat kota.
Tetapi polisi tetap melakukan razia di jalan memeriksa semua orang yang berada di luar rumah. Petugas juga berpatroli di pusat vaksinasi, karena dikhawatirkan pusat-pusat vaksinasi ini bisa menjadi sasaran protes. Balai Kota Melbourne hari Kamis ditutup setelah para pegwainya diludahi dan dilecehkan oleh pengunjuk rasa, hari Rabu kemarin.
Kota berpenduduk lima juta telah menjalani lockdown ketat selama tujuh minggu, untuk mencegah penyebaran varian Delta yang menyebar cepat dan mematikan.
Ratusan orang bergabung dalam protes sejak hari Senin lalu, setelah pihak berwenang mengumumkan bahwa mereka akan menutup lokasi proyek-proyek pembangunan selama dua minggu, dan mewajibkan vaksinasi untuk semua pekerja konstruksi, setelah munculnya sejumlah klaster yang terkait dengan industri.
Lebih dari 200 orang ditangkap pada hari Rabu kemarin. Polisi menggunakan semprotan merica, peluru hampa, tongkat busa dan granat bola karet untuk membubarkan kerumunan, termasuk di Shrine of Remembrance, peringatan perang sebagai ikon Kota Melbourne.
Serikat pekerja dan polisi menyalahkan kelompok sayap kanan karena memicu kerusuhan, tetapi taktik polisi juga banyak dikecam.
Surat kabar The Age melaporkan, Komisaris Utama Shane Patton mengatakan Polisi Victoria sedang meninjau rekaman yang diambil selama protes hari Rabu yang tampaknya menunjukkan seorang warga sipil dibanting oleh seorang petugas polisi di stasiun Flinders Street. Polisi sedang menyelidiki peristiwa kekerasan itu.
Dilaporkan, di Negara Bagian Victoria, dimana Kota Melbourne sebagai ibu kota, mencatat rekor 766 kasus baru yang didapat secara lokal pada hari Kamis, tertinggi sejak 5 Agustus tahun lalu. Juga melaporkan empat orang lagi meninggal karena virus corona varian Delta.
Di negara bagian tetangga New South Wales (NSW), setidaknya 1.063 kasus dilaporkan pada hari Kamis, dengan tambahan enam kematian menurut surat kabar The Sydney Morning Herald. Klaster COVID-19 baru juga dilaporkan di rumah sakit Sydney Utara.
Di tengah peningkatan kasus Covid-19, Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard mengatakan negara bagian "benar-benar melakukan pekerjaan yang sangat baik" dalam upaya vaksinasinya.
Persentase orang berusia 16 tahun ke atas yang telah mendapatkan dosis pertama mereka telah mencapai 83,6 persen, dengan 55,5 persen divaksinasi penuh.
“Itu sangat luar biasa dan saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang keluar dan melakukan bagian mereka untuk masyarakat dan untuk diri mereka sendiri dan mendapatkan vaksinasi,” kata Brad Hazzard, seperti dikutip Al Jazeera.
Australia sedang memerangi gelombang infeksi ketiga dari wabah varian Delta di Sydney dan Melbourne, serta ibu kotanya Canberra, yang memaksa hampir setengah dari 25 juta penduduk Australia melakukan pembatasan ketat di rumah.
Pejabat telah berjanji untuk melonggarkan aturan lockdown setelah 70 persen orang dewasa divaksinasi sepenuhnya, yang diharapkan tercapai bulan depan.
Sekitar 60.000 kasus telah dicatat sejak pertengahan Juni ketika kasus Delta pertama terdeteksi di Sydney. Total kematian hanya di bawah 1.200, tetapi masih lebih rendah daripada di banyak negara kaya lainnya. (*)