Melawan Kantuk Saat Mengemudi, Obatnya Tidur Bukan Ngopi
Bermacam cara dilakukan pengemudi dalam mengatasi rasa kantuk waktu mengendarai mobil di jalan raya terutama dalam perjalanan jauh.
Tak sedikit yang meyakini rasa kantuk bisa dilawan dengan minum kopi, mengunyah permen. Bahkan jika rasa kantuk masih membandel, disarankan gigit ujung lidah sendiri.
Ketika pendapat itu dikonfirmasi kepada sejumlah sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang ikut program mudik bareng dan balik kerja ke Jakarta, mereka pada tertawa. Itu mitos katanya.
Menurut mereka, hanya ada satu cara yang ampuh mengatasi kantuk, yaitu istirahat dan tidur. Tidurnya sopir itu cukup 20 sampai 30 menit, rasa kantuknya sudah hilang, sehingga bisa melanjutkan perjalanan dengan aman.
"Pengalaman pribadi saya bertahun-tahun menjadi pengemudi bus antar kota antar provinsi, kalau ngantuk obatnya hanya satu, istirahat dan tidur," ujar salah seorang pengemudi bus PO Restu Panda, bernama Khoiron.
Sebab itu, kalau ada sopir yang bilang rasa kantuk bisa diatasi dengan minum kopi atau mengunyah permen anti ngantuk, itu hanya mitos. "Yang benar obat kantuk itu cuma satu, tidur. Tidak ada cara lain," ujar Khoiron meyakinkan.
Kalau minum kopi bisa dilakukan setiap saat, ketika haus tidak perlu menunggu mengantuk.
"Ibarat kata, sudah minum kopi satu ember, kalau belum ditidurkan, tetap saja mengantuk. Dan sangat berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam keadaan mengantuk," ucapnya.
Dibangunnya beberapa rest area di ruas jalan tol tujuannya adalah untuk memfasilitasi dan memberi kesempatan kepada para pengemudi beristirahat.
Sebab, rest area ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya, meskipun terkadang ada penumpang yang maunya jalan terus supaya cepat sampai di rumah.
"Kewajiban pengemudi menjelaskan kepada penumpang tujuan berhenti di rest area. Di rest area ini biasanya saya melakukan pergantian istirahat dan pergantian nyetir dengan sopir kedua, giliran saya yang tidur, begitu seterusnya. Ini sudah menjadi standar operasional atau SOP di perusahaan kami. Sopir tidak boleh mengendarai bus dalam keadaan lelah dan ngantuk," tegasnya.
Ia mencontohkan kasus kecelakaan di jalan raya yang sempai ia lihat sendiri, sekitar 75 persen penyebabnya karena sopirnya mengantuk. Sisanya karena faktor kendaraan dan faktor alam.
"Saya baca di media, kecelakaan di KM 54 Cikampek yang menewaskan 12 orang dan kecelakaan tunggal bus Rosalia Indah di Km 370 ruas Tol Semarang-Batang, Jawa Tengah, yang menewaskan tujuh orang penumpang dan puluhan luka, dari hasil penyelidikan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dan Korlantas Polri, ada dugaan waktu kejadian sopir dalam keadaan lelah dan mengantuk," ujar pria asal Desa Rembang, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan tersebut.
Belajar dari kecelakaan maut tersebut, Khoiron tidak mau mengambil risiko sekecil apa pun saat mengendarai bus. Keselamatan bagi para penumpang yang ia utamakan.
Menurutnya, sopir harus legawa dan menerima dengan bijak kalau ada penumpang yang mengingatkan karena kecepatannya terlalu tinggi atau mengantuk sehingga jalannya mleat-mleot," katanya.
"Kalau sombong-sombongan, saya masih mampu membawa bus Surabaya Jakarta PP tanpa sopir pengganti, tapi saya tidak boleh melakukan kebodohan seperti itu hanya karena supaya dapat uang banyak," tutur Khoiron.
Selama kegiatan mudik bareng ini, Khoiron sudah dua kali Surabaya-Jakarta (PP), Banyuwangi, Yogya. Di luar program mudik lebaran, ia mengemudikan bus Restu Panda Pariwisata ke Bali, tergantung penugasannya.
"Kalau soal kedisiplinan di PO Restu Panda, tempat saya bekerja sangat ketat. Pengemudi harus dalam keadaan fit dan kondisi bus laik jalan," ujarnya.
Sebelum berangkat, semua perlengkapan harus dicek dengan teliti, dari lampu depan, belakang, lampu sen, kipas pembersih kaca, rem, kopling, alat pemadam kebakaran, dongkrak, semuanya harus ada dan berfungsi dengan baik.
Bicara tentang suka dukanya melayani mudik bareng, sukanya kalau melihat penumpang gembira sampai tujuan dengan selamat dan bisa melayaninya dengan baik, termasuk mengamankan barang penumpang kalau ada yang ketinggalan di bus. Sementara dukanya kalau macet, kata Khoiron, saat mendengar kabar ada kecelakaan, apalagi sampai menelan korban jiwa.
Karena itu, ia selalu mengikuti penyebab setiap terjadinya kecelakaan tersebut, untuk dijadikan pelajaran supaya lebih berhati-hati di jalan raya.
Advertisement