Gus Dur Melampaui Zaman, Doa Haul ke-3 Bersama KH Husein Muhammad
Terlampau sulit untuk dapat disangkal bahwa KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur adalah simbol pembaruan dalam pemikiran dan kehidupan sosial di dunia Muslim, khususnya di Nusantara.
Hampir seluruh hidupnya diabdikan bagi kepentingan ini. Ia hadir dengan pikiran dan gagasan yang mengagumkan, cemerlang, mencerahkan sekaligus mengguncangkan publik, dengan caranya sendiri yang unik, eksklusif, menyusupi ruang-ruang tradisi dan kadang diselimuti misteri.
Sumber-sumber intelektualismenya sangat luas, mendalam dan terbentang lebar. Gus Dur tidak hanya pandai mengaji kitab suci, sabda Nabi, dan khazanah keilmuan Islam klasik yang menjadi basis pengetahuan awalnya, tetapi juga menelaah beribu buku dari dan dalam beragam bahasa.
Ia membaca dengan lahap dan menyerap dengan riang pikiran-pikiran para tokoh dunia, klasik maupun modern, tanpa melihat asal usul dan keyakinan mereka, hingga piawai dalam pengetahuan social, budaya, seni, musik, sastra, politik dan agama-agama dunia.
Pengetahuan Gus Dur melampaui sekat-sekat primordialisme. Ia melampaui tradisi tempatnya dilahirkan dan dibesarkan yang sering melihat sesuatu dengan sekat "mu'tabar" atau "ghair mu'tabar", pembaruan intelektual sudah tertutup. Dan bersahabat dengan siapapun, tanpa sekat-sekat primordial.
Demikian catatan KH Husein Muhammad.
SANG ZAHID
Ini pembuka kata pengantar buku "Sang Zahid Mengarungi Sufisme Gus Dur" (kemudian berganti judul menjadi : "Samudera Kezuhudan Gus Dur), yang dituturkan putri sulung beliau Ning Alissa Wahid (dan aku pun ikut menangis). Katanya:
"Membaca naskah buku ini, bagi saya, memerlukan waktu yang cukup lama dan keteguhan hati untuk menyelesaikannya. Berkali-kali huruf-huruf memburam oleh air mata, sehingga saya harus berhenti dan mengulang kembali. Dengan gaya Kiai Husein menyampaikan, kalimat demi kalimat membawa kenangan yang manis, sekaligus membawa kelu justru karena ia berwujud kenangan dan tak lagi nyata".
Doa Haul ke-3 Gus Dur
Atas permohonan sejumlah teman dan santri, aku bagikan sebagian doa yang aku bacakan di acara Haul Gus Dur ke-13 di Ciganjur. pada 17 Desember 2022.
Wahai Allah, Tuhan Maha Pengasih
Bimbinglah para pemimpin bangsa kami menapaki jalan-Mu
Jadikan tanah air dan rumah-rumah kami aman, damai dan sentosa
Kabulkan cita-cita bangsa kami
Yang Engkau rela atasnya
Jadikan hari-hari akhir kami selalu dalam amal-amal saleh
Wahai Tuhan Alam semesta
Hari ini, 13 tahun yang pergi
Hamba-Mu yang Mencintai-Mu
dan yang kami cintai
Abdurrahman Wahid
Telah pulang, kembali ke haribaan-Mu
Memenuhi panggilan-Mu
Kami, hamba-hamba-Mu yang hadir di sini
Memohon kepada-Mu,
Sayangi dia sepenuh dan dengan seluruh Kasih-Mu
Jadikan tempat istirah abadinya berpendar cahaya selamanya
Jadikanlah taman sorgawi, tempat abadinya itu dalam suasana riang, damai dan tenang
Wahai Allah Yang Maha Kasih
K.H. Abdurrahman Wahid
Adalah hamba-Mu yang tulus memenuhi
Ajakan-Mu agar mencintai semua ciptaan-Mu
Dia hamba-Mu yang selalu meminta kepada-Mu Sepanjang hari,
sepanjang malam
dan setiap embusan nafas
Agar kami tak lagi bertengkar hanya karena keyakinan, pikiran dan baju kami berbeda-beda
Agar kami damai, bersaudara dan menjalin Cinta dan kasih sayang
Biarpun baju, jalan dan cara hidup kami berbeda-beda
Agar kami membangun negeri ini bersama-sama,
Meski dengan seluruh kebiasaan dan keberadaan kami yang berwarna warni
Agar negeri ini selalu utuh, damai dan
diliputi keadilan dan sejahtera lahir batin
Wahai Tuhan
Yang tak ada tuhan selain Engkau
Meski dia telah tak lagi bersama kami
Dia selalu ada di dekat dan di hati kami
Dan kami selalu ingin bersamanya
Melanjutkan "mimpi-mimpi"nya yang indah
Bagi bangsa dan negeri kami
Yang kami cintai dan yang dicintainya
Ya Allah
Anugerahi kami kemampuan menjalankannya sepenuh dan setulus hati kami
19.12.22 HM
Advertisement