Gelar Pameran Artefak, FIB UB Ungkap Pesan Persatuan
Pameran Artefak digelar Himpunan Mahasiswa Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB), pada 5 sampai 8 November 2019. Ada pesan penting dalam pergelaran benda budaya tersebut, yakni tentang persatuan dan kesatuan bangsa.
Pameran Artefak sebagai Temu Mata 2019 ini mengangkat tema Baruna Parahita, diambil dari bahasa Sansekerta. Baruna artinya melingkupi, sedangkan Parahita memiliki makna kesejahteraan bersama orang lain.
Ketua Pelaksana Temu Mata 2019, Lutfia Indah, mengatakan tema Baruna Parahita merupakan gambaran bagaimana kebaikan dan persatuan tercipta karena mendahulukan kepentingan orang lain.
"Jadi artefak adalah sesuatu yang berbentuk. Maka kami memamerkan benda dan simbol yang memiliki makna. Artefak nggak selalu tentang benda-benda tua," jelasnya, pada Rabu 6 November 2019.
Pameran ini bertempat di Aula Gedung B, Lantai 2 FIB UB. Saat kali pertama memasuki ruang pameran, pengunjung akan disuguhi oleh benda berupa sapu lidi.
"Perlambangan sapu lidi adalah tentang seharusnya watak Nusantara. Yaitu, walau terdiri dari banyak personal, tetap satu dan tali yang mengikat adalah sifat mengalah. Untuk mencapai tujuan dan keharmonisan, harus mengalah serta tidak egois," terang Indah.
Selain itu juga ada Monumen Gong Perdamaian Dunia yang diresmikan oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu, untuk mengenang tragedi kemanusiaan di Ambon pada tahun 1999.
Di dalam aula pameran tersebut juga terdapat sebuah ruangan bernama Pela Gandong. Yaitu sebuah ritual untuk untuk menyelesaikan konflik secara kultural di Maluku.
"Pela Gandong adalah penyelesaian konflik asal Maluku. Memuat pesan, setiap kepala suku merobek tangannya untuk mengeluarkan darah. Darah itu akan ditaruh di gelas arak lantas ditukar dan diminum sebagai tanda satu darah," ujar Indah.
Selain dari Maluku, dalam pameran Artefak tersebut ada penyelesaian konflik dari Aceh berupa Warung Kopi.
"Bisa dikatakan kalau di Aceh budayanya adalah warung kopi dijadikan sebagai ruang penyelesaian konflik bersama," tambah Indah.
Saat akan keluar dari Aula Pameran, pengunjung akan disuguhi Ruang Refleksi, yang merupakan simbol yang berasal dari diri sendiri.
"Di Ruang Refleksi ini, perdamaian kembali pada diri mereka sendiri untuk menjaga persatuan. Untuk menjaga perdamaian," sambung Indah.