Melaju di Piala Asia, Timnas Putri Akhiri Paceklik 33 Tahun
Jauh dari sorotan media, Timnas Sepakbola Putri Indonesia meraih prestasi yang membanggakan. Skuat berjuluk Srikandi Garuda ini lolos ke putaran final Piala Asia 2022 di India, Januari hingga Februari 2022. Prestasi ini sekaligus mengakhiri penantian selama 33 tahun cabang olahraga perempuan yang banyak mengalami pasang surut ini.
Lolos Piala Asia
Timnas Putri Indonesia memastikan diri lolos ke putaran final Piala Asia 2022 di India, setelah mengalahkan Singapura, di babak Kualifikasi Piala Asia Wanita 2022, di Tajkistan pada 24 September 2021 lalu.
Ade Mustikiana dan kawan-kawanberhasil mengalahkan Singapura dengan skor sama, 1-0 dalam dua kali pertandingan babak kualifikasi.
Kini 28 penggawa Timnas Srikandi Garuda sedang menjalani pelatihan terpusat di Jakarta, hingga 15 Januari 2022 nanti, dikutip dari cnnindonesia.com, Selasa 4 Januari 2022.
Tim pun akan berangkat ke India, pada 16 Januari 2022, dan bertarung di Grup B bersama tim langganan juara, Australia, Thailand, juga Filipina.
Lolosnya Timnas Putri Indonesia ini pun menjadi kado indah bagi Srikandi Garuda kepada Indonesia. Prestasi ini muncul di tengah mandeknya Liga 1 Putri sejak Tahun 2020 berlanjut tahun 2021.
Tak seperti saudaranya, cabang olahraga sepakbola laki-laki, kompetisi dan perkembangan olah bola perempuan Indonesia mengalami kembang kempis, meski prestasinya tak bisa dipandang sebelah mata.
Pasang Surut Srikandi Garuda
Sepakbola wanita punya nasib bak bumi dan langit, bila dibandingkan dengan rekan laki-laki. Dalam wawancara dengan Historia, Kepala Departemen Sepak Bola Putri PSSI, Papat Yunisal menyebut banyak kendala yang dialami timnas putri, baik di luar dan di dalam lapangan. Legenda sepakbola putri Indonesia itu menyebut, tidak ada kejelasan agenda baik dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC), PSSI, Asprov, tentang apa yang harus digerakkan.
Selain itu, gonjang-ganjing dalam kepengurusan PSSI juga berdampak keras pada perkembangan sepakbola putri Indonesia. Minimnya perhatian juga berdampak pada buruknya prestasi dan perkembangan Timnas Sepakbola Putri Indonesia.
Terakhir Indonesia tak lolos fase kualifikasi Piala Dunia Tokyo 2020. Srikandi Garuda tampil buruk dalam Asian Games 2018 bertempat di Indonesia. Bahkan, Timnas Wanita Indonesia U-15 batal tampil di Piala AFF U-15 di Thailand akibat tak ada anggaran, dikutip dari indosport.com.
Hingga pada 2017 lalu, didirikan Asosiasi Sepakbola Wanita Indonesia (ASBWI). Papat menyebut, lahirnya ASBWI diharapkan mampu mendorong berkembangnya Timnas Putri Indonesia, dengan terlibatnya masing-masing klub sepakbola. "Seperti di Eropa, masing-masing klub juga punya tim putri," katanya.
Prestasi Mentereng di Masa Lalu
Timnas Putri Sepakbola Indonesia nyatanya punya jejak mentereng di masa lalu. Tahun 1970-an, geliat perempuan dan sepakbola ditandai dengan banyaknya klub putri di Indonesia. PSSI bahkan punya Piala Kartini dan Inivitasi Galanita di tahun 1980-an, sebagai ajang kompetisi klub sepakbola wanita.
Jejak di Internasional juga bukan isapan jempol. Tahun 1977, timnas putri berhasil melaju hingga semifinal Piala AFC Putri di Taiwan, sebagai debutan. Di piala itu, Srikandi Garuda berhasil mengandaskan Jepang, negara yang kemudian menjadi juara Piala Dunia Wanita, tahun 2011. "Mereka (Jepang) tidak tidur, mereka jalan pelan-pelan sampai bisa juara dengan perhatian pemerintahnya," kata Mutia Dathau, mantan Kiper Timnas Indonesia, pada Historia, dikutip Selasa 4 Januari 2022.
Tahun 1986, Timnas Putri Indonesia juga melaju hingga semifinal di piala AFC. Para Kartini sepakbola juga menjadi runner up dua kali di ASEAN Women's Championship, 1982 dan 1985. Srikandi Indonesia pun juara turnamen segitiga Indonesia-Malaysia, Singapura di tahun 1979.
Namun, prestasi itu surut sejak 1989. Indonesia tak pernah lagi mengirim timnas putri di Piala Asia, hingga tahun ini. Di tengah mandeknya kompetisi dan sepinya sorotan media, Timnas Putri Indonesia kembali berlaga di Piala Asia, turnamen tertinggi dari Federasi Sepakbola Asia (AFC), di India.
Catatan redaksi: berita ini mengalami koreksi terkait negara peserta grup B. Redaksi memohon maaf.