MeDYC Semarang Membuat Jersey #Fightcovid untuk Berdonasi
Pandemi corona virus belum usai. Tapi sendi kehidupan harus tetap berjalan. Termasuk hobi gowes. “Selain untuk olahraga, hobi gowes membuat hati senang. Pastinya membuat imunitas tubuh naik. Semoga terhindar dari corona virus,” buka dr. Edi Wibowo Ambari, SpOG-K.Onk, salah satu pentolan Medical Doctor Bicycle Community (MeDYC) Semarang.
Memang ada yang berubah dari kebiasaan anggota komunitas yang berdiri sejak 2011 ini. Sekarang jarang sekali gowes ramai-ramai. Sekali gowes hanya sekitar lima hingga tujuh cyclist saja.
Untuk rute masih sama, di sekitaran kota Semarang di hari biasa. Dan jalur luar kota seperti Salatiga atau ke Bandungan dilahap saat weekend. Tapi sudah tidak lagi nongkrong dan ngobrol lama-lama di tempat finis.
“Masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Jadi kita yang harus menjaga diri sendiri. Terus menggunakan masker. Terutama saat off bike,” bilang Edi yang mengaku sangat takut dengan corona virus ini.
Tak ketinggalan, ketua MeDYC Semarang, dr. Ardy Santosa, SpU sering berkampanye mengingatkan pentingnya menggunakan masker apalagi saat gowes.
“Menggunakan masker model apapun sangat diharuskan. Daripada tidak menggunakan apa-apa sama sekali. Paling baik memang masker medis tiga lapis. Juga bawa hand sanitizer kecil yang harus digunakan seketika saat berhenti,” ujarnya tak bosan-bosan mengingatkan sesama cyclist.
Selain itu, dr. Ardy juga meminimalisir drafting. Karena menurutnya dengan “nggandol” itu sangat beresiko tertular dari cyclist lain. “Mending tertinggal daripada kena droplet,” tukasnya.
Kampanye kesehatan inipun terus aktif dilakukan oleh anggota MeDYC Semarang. Sekitar bulan Juni 2020, mereka mengadakan webinar. Diskusi online ini bertema Tetap Sehat Bersepeda di Era Pandemi.
“Waktu itu pembicaranya adalah Pak Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo bersama dokter Ardy dan beberapa dokter lainnya,” bilang Edi. Di webinar itu juga membahas tema kardio tentang pertolongan pertama pada henti jantung yang sangat erat hubungannya dengan cyclist.
Meskipun di tengah berbagai kendala ini tapi semangat gowes anggota MeDYC tidak berkurang. Buktinya, mereka tercatat sebagai komunitas pertama yang menjadi pembuka even Tour de Borobudur 2020 September lalu.
“Even gowes terbesar Jateng ini dilakukan secara bertahap untuk memenuhi protokol kesehatan. Nah, dengan kemasan acara seperti itu membuat tim MeDYC yakin aman dan sekitar 30 cyclist anggota kami ikut serta,” bilang dr. Ardy bangga.
Menambah kekompakan anggota MeDYC, mereka membuat jersey sepeda dengan tema MeDYC #fightcovid19. “Tujuan membuat jersey ini adalah kita ingin kampanye bahwa corona virus berbahaya dan kita harus sadar diri. Jadi saat kita gowes menggunakan jersey #fightcovid19 ini kita bisa saling mengingatkan anggota maupun masyarakat umum,” bilang dr. Ardy.
Ternyata, dari yang awalnya hanya ide membuat jersey kampanye jadi berkembang menjadi sebuah langkah konkrit yang dampak positifnya bisa langsung dirasakan yaitu berdonasi.
“Kita ngobrol di grup WhatsApp dan tercetuslah ide ini. Jadi sebagian dari penjualan jersey kampanye MeDYC #fightcovid19 ini akan dikumpulkan lalu diberikan langsung ke masyarakat. Bentuknya bisa langsung masker atau lainnya nanti kami putuskan,” bilang Edi bangga.
Bahkan beberapa anggota MeDYC juga memesan jersey running untuk digunakan harian. “Jadi akhirnya makin banyak yang pesan membuat dana donasi semakin banyak,” imbuh dr. Ardy.
Sebenarnya, beberapa dokter anggota MeDYC Semarang sudah terpapar corona virus. Dan saat ini mereka sembuh total dan kembali beraktivitas normal. “Beberapa dokter itu ingin menebarkan aura positif bahwa corona virus bisa dilawan asal kita terus positif. Jadi mereka tambahkan tulisan survivor di jersey sepeda dan running mereka,” bilang dr. Edi.
Memang mulia perjuangan para dokter anggota MeDYC Semarang ini. Dengan gowes mereka kampanye bahaya corona virus. Lantas menyebarkan aura positif bahwa corona virus bisa dilawan. Sekaligus berdonasi untuk sesama.
“Semakin banyak yang olahraga semakin baik untuk imunitas tubuh. Tapi harus tetap perhatikan protokol kesehatan. Perhatikan ketertiban lalu lintas. Stay cycling, stay healthy, stay safe!” tutup dr. Edi.