Medsos Dikuasai Orang Tak Waras, Ini Pesan Buya Syafii
Buya Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, menilai, kondisi Indonesia rawan terhadap perpecahan menjadi keprihatinan tersendiri. Salah satu penyebabnya adalah maraknya hoaks yang berpotensi mengakibatkan perpecahan itu.
"Hoaks ini', kata anggota Dewan Penasihat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini "bermuara pada media sosial." Banyak postingan di media sosial yang dianggap hoaks dan dipercaya oleh masyarakat.
“Indonesia ini rentan perpecahan. Apalagi timbul di medsos ada hoaks dan segala macam itu,” ujar Buya Syafii Maarif, dikutip ngopibareng.id, Jumat 11 Januari 2019.
“Medsos itu dikuasai oleh orang enggak waras. Oleh sebab itu menurut saya orang-orang yang waras jangan diam. Sebab kalau tidak ini (fenomena hoaks) merajalela. Orang-orang yang sumbu pendek itu berbahaya sekali,” urai Buya Syafii.
Guru Besar UNY ini menilai saat ini media sosial dikuasai oleh kelompok orang bersumbu pendek dan tidak waras. Kondisi ini menyebabkan hoaks tumbuh subur di media sosial.
Guna meredam hoaks di media sosial ini, Buya Syafii menyebut agar orang-orang waras tidak tinggal diam. Orang-orang-orang waras itu diminta Buya Syafii untuk aktif meredam hoaks di media sosial.
“Medsos itu dikuasai oleh orang enggak waras. Oleh sebab itu menurut saya orang-orang yang waras jangan diam. Sebab kalau tidak ini (fenomena hoaks) merajalela. Orang-orang yang sumbu pendek itu berbahaya sekali,” urai Buya Syafii.
Buya Syafii menilai hoaks yang beredar di media sosial bisa memecah belah bangsa. Kondisi bangsa yang terpecah belah ini akan merugikan Indonesia dan masyarakat.
“Proses ke-Indonesian itu berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun. Jangan sampai dirusak oleh butiran-butiran dan sumbu pendek. Ongkosnya terlalu mahal,” kata Buya Syafii.
Sebelumnya hal itu disampaikan Buya Syafii dalam sarasehan Gerakan Suluh Kebangsaan di Bale Raos, Yogyakarta, Rabu 9 Januari 2019. (adi)