Saling Tuding Siapa Penyebab 'Hujan Abu' di Rungkut Kidul
Untuk menyelesaikan perkara 'hujan abu' yang mengganggu warga Rungkut Kidul, DPRD Surabaya akhirnya mengadakan pertemuan dengan menghadirkan beberapa pihak yang terkait. Mereka yang terlibat dalam pertemuan tersebut antara lain, anggota DPRD Kota Surabaya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Satpol PP, dan perwakilan warga Rungkut Kidul, serta perwakilan PT Smart Tbk.
Dalam pertemuan itu, salah satu perwakilan warga Rungkut Kidul, Ali Saifulloh menuding PT Smart Tbk yang menjadi penyebab 'hujan abu' tersebut. 'Hujan abu' ini sudah dirasakan warga Rungkut Kidul kurang lebih sejak tiga pekan lalu. Dampak
"Terutama limbah debu batubara ini berdampak di Masjid Al-Mustofa. Selain masjid kotor, jemaah masjid terganggu kesehatannya. Otomatis mengganggu kekhusukan para jemaah melakukan aktivitas ibadah di masjid tersebut," kata Ali juga selaku Ketua NU ranting Rungkut Kidul.
Dia meminta kepada perusahan yang diduga menghasilkan limbah debu harus bertanggungjawab.
"Misalkan bagi warga yang terdampak kesehatan bagaimana tanggungjawabnya, supaya warga bisa sehat kembali," pintanya.
Perwakilan PT. Smart Tbk, diwakili Sapri membantah tudingan warga tersebut. Kata dia, polusi debu yang dikeluhkan oleh warga tersebut berasal dari beberapa perusahaan di kawasan SIER. Bahkan, perusahaannya pun merasa terganggu dengan polusi debu tersebut.
"Kami pun juga komplain soal limbah debu ini kepada manajemen PT. SIER. Bahwa limbah debu ini juga mencemari karyawan. Komplain ini juga bersurat kepada pihak PT SIER dan sudah ada mediasi beberapa perusahaan. Jadi tinggal tunggu hasilnya limbah debu berasal dari perusahan mana," ujarnya.
Sementara, perwakilan PT SIER Teguh menyebut sebenarnya secara teknis PT SIER memang ada tenaga yang memonitoring kegiatan produksi pabrik-pabrik yang berada di kawasannya. Dia juga menyebut sebenarnya ada beberapa pabrik yang menggunakan cerobong yang menghasilkan abu.
"Memang tidak hanya PT Smart Tbk saja, tapi ada beberapa pabrik lain yang patut diduga," terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah menggandeng dari pihak ITS untuk melakukan penelitian soal limbah abu ini asalnya dari perusahaan mana saja.
"Dalam waktu dekat dari ITS akan presentasi membuktikan produksi debu ini dari material apa saja dan berasal dari perusahaan mana saja. Tunggu saja dari pembuktian hasil laboratorium dari ITS," pungkasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni menyatakan bahwa PT SIER telah mengajukan sampling ke ITS untuk diteliti kandungan limbah abu itu.
"Sudah ada perusahaan yang diduga bahwa menyebabkan limbah abu tersebut. Tapi dugaan sebelumnya ada empat perusahaan yang melakukan hal yang sama," tegas Fathoni kepada awak media si lokasi PT Smart tbk.
Lebih jauh, politisi Golkar mengatakan, secara empiris, pabrik yang memproduksi minyak goreng merek Filma ini memang ada asap hitamnya dalam proses produksinya. Tapi, ternyata PT Smart juga mengeluhkan soal polusi debu ini.
"Jadi sambil menunggu dari hasil ITS, saya meminta kepada PT SIER untuk secepatnya melakukan pemeriksaan kesehatan gratis kepada warga Rungkut Kidul, sehingga kesehatannya terjamin," tegasnya.
Fathoni juga mendesak agar karpet-karpet di masjid yang rusak segera diganti karena digunakan warga Rungkut Kidul untuk salat jemaah.
"Apalagi warga Rungkut Kidul yang terkenal religius tidak bisa melaksanakan kewajiban salat berjemaah gara-gara limbah debu yang diduga dari pabrik-pabrik di kawasan PT SIER," katanya.