Bupati Anas Sebut Pemberitaan Sebabkan Ekonomi Hong Kong Turun
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyebut pemberitaan media yang menerus mengikuti unjuk rasa di Hong Kong menyebabkan perekonomian negara tersebut turun. Menurutnya, isu negatif yang dikabarkan media massa merugikan kondisi sosial dan perekonomian warganya.
Anas mencontohkan, Hong Kong kini mengalami pertumbuhan ekonomi minus 0,4 akibat pemberitaan tentang demonstrasi. Menurutnya, terjadi penarikan dana besar-besaran oleh investor sehingga perekonomian Hong Kong terpuruk.
Dalam hal ini yang rugi adalah warganya. Dan kini dunia juga sedang menghadapi wabah virus corona. Sehingga banyak negara yang perekonomiannya terimbas, termasuk Indonesia.
"Di saat seperti ini butuh kekompakan semua pihak, termasuk media untuk menjaga suasana tetap stabil,” urai Anas.
Ia mengungkapkan pendapatnya dalam Seminar Nasional 'Mengenal Dewan Pers' yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata, Banyuwangi, Sabtu, 28 Februari 2020 sore.
Bupati Anas mengapresiasi media massa yang telah berperan dalam pembangunan daerah melalui kabar yang positif. "Ini mampu menumbuhkan partisipasi gotong-royong dari warga dan membentuk situasi kondusif daerah sehingga pembangunan bisa berjalan dengan lancar,” kata Anas.
Sebagai narasumber dalam seminar ini, PWI Banyuwangi menghadirkan Komisioner Dewan Pers Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Internasional, Agus Sudibyo. Turut hadir Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifuddin, Ketua PWI Banyuwangi Syaifuddin Mahmud dan Dewan Pembina PWI Banyuwangi Samsudin Adlawi.
Dalam seminar itu, Agus Sudibyo menyatakan kebebasan pers menyisakan problem tersendiri di Indonesia. Masih ada pemberitaan yang berdampak negatif pada gambaran negara di mata dunia.
“Kita menganut pers yang bebas tapi sesungguhnya kebebasan itu berdampingan dengan kepentingan publik dan kedaulatan nasional. Ini perlu dipikirkan juga,” kata Agus.
Agus Sudibyo mencontohkan Thailand dan Jepang yang berupaya memperbaiki citra pariwisatanya pasca bencana. Yang mereka posting bukanlah gambar korban yang bergelimpangan, tapi bagaimana upaya warga bahu membahu untuk bangkit kembali.
"Jika ada bencana, pers di sana menjadikan headline hanya dua hari. Mereka punya kesepakatan, pemberitaan yang terus menerus justru akan berdampak pada sektor parisawata," beber Agus.
Agus juga menekankan pentingnya perusahaan media dan jurnalis profesional untuk meningkatkan kepercayaan publik. Salah satu ciri media profesional, kata Agus, ialah sudah terdaftar dan terverifikasi Dewan Pers. Menurutnya, semua perusahaan ada standarnya, baik izinnya, kantornya, dan gaji karyawannya.
"Nah itu juga berlaku kepada perusahaan media. Verifikasi media ini, sekaligus untuk membedakan mana perusahaan media yang benar-benar profesional dengan yang tidak," tambahnya.
Selain itu, Agus juga menekankan pentingnya jurnalis yang profesional. Salah satu tolok ukurnya ialah telah mengikuti sertifikasi wartawan yang diselenggarakan Dewan Pers.
Seminar ini diikuti 300 peserta yang terdiri wartawan, organisasi wartawan, kepala sekolah, kepala desa hingga organisasi perangkat daerah. Juga ada pengusaha, mahasiswa, serta sejumlah ormas.