Media China Kompak Sindir Donald Trump Positif Covid-19
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengumumkan jika dirinya dan sang istri, Ibu Negara Melania Trump, positif Covid-19, Jumat 2 Oktober 2020. Berita Trump positif Covid-19 tersebut rupanya langsung mendapatkan sindiran menohok dari sejumlah media China.
Media Pemerintah China, Global Times misalnya menyebut jika Donald Trump telah merasakan konsekuensi karena kerap meremehkan virus corona. Seperti yang diketahui, Donald Trump selama ini kerap memberikan pernyataan-pernyataan yang cenderung meremehkan bahaya Covid-19.
Dilansir dari Associated Press dan Reuters, pemerintah China memang belum memberikan tanggapan secara resmi mengenai kabar Donald Trump tertular virus corona. Namun, kantor berita Xinhua News Agency sempat menampilkan berita soal Donald Trump dalam flash news, sedangkan penyiar televisi nasional, CCTV juga sempat mengumumkannya.
Salah satu editor surat kabar Global News, Hu Xijin secara blak-blakan memberikan sindiran yang menohok terkait kondisi Trump. Ia selama ini memang dikenal sangat vokal dalam menyampaikan pendapatnya di Tiongkok.
“Presiden Donald Trump dan Ibu Negara telah membayar harga untuk pertaruhannya meremehkan Covid-19," tulis Hu dalam komentarnya seperti dilansir dari Business Insider.
“Berita tersebut menunjukkan parahnya situasi pandemi di AS. Itu akan berdampak negatif pada citra Donald Trump dan AS, dan juga mungkin berdampak negatif pada pemilihannya kembali,” demikian pernyataannya.
Sindirian serupa juga diutarakan oleh media China lainnya, yakni China Daily. Dalam surat kabar resmi berbahasa Inggris, mereka menyebut Trump dalam kampanyenya selama ini kerap meremehkan ancaman virus corona dan menolak mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
"Hasil tes positif menjadi pengingat lainnya bahwa virus corona terus menyebar, bahkan ketika Trump berupaya mati-matian menyatakan virus itu tidak lagi memicu bahaya,” sebut China Daily dalam ulasannya.
“Sejak muncul pada awal tahun ini, Trump, Gedung Putih dan tim kampanyenya telah meremehkan ancamannya dan menolak untuk mematuhi panduan kesehatan publik mendasar," imbuhnya.
Virus corona telah membunuh lebih dari 200.000 warga Amerika dan menginfeksi lebih dari 7 juta orang di seluruh negara berjuluk Paman Sam itu.