Media Berpengaruh Terhadap Akhlak Umat Islam, Ini Faktanya
Salah satu hal yang mempengaruhi pola kehidupan manusia adalah media. Apalagi dengan berkembang pesatnya dunia digital seperti saat ini, tidak berlebihan bila disimpulkan bahwa media berperan besar dalam mempengaruhi akhlak seseorang.
Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Roni Tobroni menyampaikan bahwa Persepsi orang terhadap sesuatu adalah apa yang dia baca atau saksikan dari media, tentang apa pun itu. Beberapa peristiwa pernah terjadi akibat konsumsi dan pengaruh media, misalnya, seorang anak yang memeragakan adegan Smack Down.
“Ada seorang anak di Garut yang memukul dan menindih temannya hingga terluka. Pas ditanya, ternyata si anak itu sering nonton acara Smack Down,” ungkap anggota Komisioner Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) Jawa Barat ini dalam acara Open House Grand Opening BEM dan Lembaga Pusat Studi se-UM Bandung pada Rabu.
Demi trafik dan eksposur, media kadang lebih senang memberitakan suatu hal yang negatif ketimbang positif. Bahkan beberapa media menyabarkan berita bohong (hoaks), berita palsu (fake news), atau informasi negatif lainnya. Hal ini membuat kabar baik seperti prestasi, capaian, dan informasi positif lainnya tergilas.
Kabar Prestasi Tak Menarik
“Sebagian besar media masih menganut ‘bad news is a good news’, karena itu lebih menarik daripada, misalnya kabar tentang prestasi,” terangnya di Auditorium KH Ahmad Dahlan, UM Bandung.
Karena media menjadi andalan bukan saja dalam pembentukan opini publik, ia juga harus menularkan kebaikan. Langkah yang dapat diupayakan adalah dengan lebih banyak memuat konten-konten mashalat yang menyatukan, bukan melebarkan polarisasi yang menceraiberaikan kehidupan masyarakat. Lebih dari itu, memberi kabar yang baik bagian dari ibadah.
“Berita hari ini harus digeser dari sesuatu yang jelek menjadi yang baik. Atau lebih mementingkan konten yang positif daripada konten yang negatif. Kebaikan itu menular. Dan siapa tahu kabar itu bisa menjadi ladang ibadah,” ujar Roni.