MBR.CC Coffee Hunt Hingga Denpasar
Merasa tertantang karena sudah berhasil menyelesaikan gowes bareng pertama long distance, MBR.CC Chapter 1: Sidoarjo–Yogyakarta, Mbamboengers Cycling Culture (MBR.CC) kembali gila-gilaan.
Kali ini dipilih rute Sidoarjo-Denpasar sejauh 380 km! Ya, mereka akan menyeberang pulau dengan sepedanya. Komunitas yang berafiliasi dengan Coffee Ride Society ini pun berangkat tanggal 4 Maret jam 03.30 pagi dari Tanggulangin, Sidoarjo.
Sengaja dipilih berangkat sepagi mungkin agar mereka bisa keluar dari Hutan Baluran sebelum matahari terbenam.
“MBR.CC sering gowes gabung dengan Coffee Ride Society terutama saat coffee hunt 100 km. Jadi kami kompak menggunakan jersey CRS saat melakukan coffee hunt ke Denpasar ini,” jelas Reza Mamahit, salah satu peserta Mbamboengers Chapter 2 ini.
“Perjalanan asyik ini diikuti oleh 14 cyclist. Dengan berbagai macam tipe sepeda dan berbagai kemampuan. Di sinilah mental kita diuji. Egoisme kita ditantang, dan kebersamaan kita dipertaruhkan,” bilang Reza.
Mereka tidak memiliki agenda tertentu. Hanya karena ada libur tanggal merah, beberapa anggota MBR.CC melakukan gowes bareng ini.
Demi persiapan gowes antar pulau, 14 cyclist ini sudah melakukan latihan bersama. Seminggu sebelumnya mereka gowes rute Sidoarjo ke tempat wisata BJBR di Probolinggo pergi pulang sejauh 170 km.
“Tujuannya agar bisa adaptasi dengan kondisi jalan dan cuaca,” jelas Reza.
Untuk gowes rute Bali ini, mereka membagi menjadi dua etape. Hari pertama, rute yang dilewati adalah Sidoarjo menuju Banyuwangi. Pitstop pertama di Kota Probolinggo (80 km), lantas Warung Pak Chip (120 km).
Dilanjutkan ke Pasir Putih (150 km), pintu masuk Hutan Baluran (200 km), pintu keluar Hutan Baluran (220 km), dan terakhir di Homestay Ketapang.
Uniknya, di perjalanan ini seluruh peserta harus menggunakan pedal clipless alias bersepatu cleat. Boleh cleat MTB ataupun road bike.
Termasuk Anwar Syahadat yang baru pertama kali menggunakan sepatu cleat meskipun sudah gowes lumayan lama.
Lucunya, saat memasuki Hutan Baluran, saking kagetnya melihat kawanan monyet, Aan Bedon, panggilan akrabnya terjatuh dari sepeda.
“Saya kaget melihat monyet, dan depan saya melambat. Saya terlambat mengantisipasi rem dan lupa melepas cleat. Akhirnya saya ‘jatuh bego’. Untung berhasil ditolong oleh teman-teman,” ceritanya lantas tertawa.
Reza pun menimpali, bahwa sudah sering melihat cyclist ‘jatuh bego’ di Kawasan perkotaan yang ramai kendaraan. Tetapi baru kali ini ada yang ‘jatuh bego’ di tengah hutan yang sepi.
Hari kedua, tanggal 5 Maret rutenya tak kalah menantang. Sudah berada di Pulau Bali. Perjalanan dimulai dari Negara menuju Denpasar total 135 km.
Cuaca panas dan medan rolling membuat teman-teman MBR.CC merasa kelelahan. “Kita stop makan siang di Jembrana dan stop di minimarket setiap 40 km,” jelas Reza.
Karena kebersamaan dan saling memberi semangat, akhirnya 14 cyclist ini bisa sukses selamat tiba di Denpasar sebelum matahari terbenam.
“Overall gowes long distance kali ini memberi kesan yang sangat mendalam. Bahwa dengan bersepeda kami bisa gembira tanpa harus membedakan latar belakang, kelompok usia, jenis sepeda, dan lainnya. Bonusnya juga jadi sehat! Keep on pedalling,” tutup Reza.
Peserta gowes:
1. Reza Mamahit (Roadbike)
2. Zacky Amrani (Roadbike)
3. Dani K W (Roadbike)
4. Agustian (Minivelo 20”)
5. Yudo Hadi (Roadbike)
6. Ricky (Roadbike)
7. Handaru Dadang (Roadbike)
8. Sigit (Roadbike)
9. Benny (Retro) (Sepeda lipat 20”)
10. Anwar S (Aan Bedon) (Sepeda Lipat 20”)
11. Robby (Roadbike)
12. Dodo (Minivelo 20”)
13. Jhoe (Roadbike)
14. Puput F Kurniawan (Kojek) (Roadbike)
Advertisement