Mbak Rara Pawang Hujan Mandalika Somasi Pesulap Merah
Mbak Rara, pawang hujan yang naik daun berkat aksinya di Sirkuit Mandalika, melayangkan somasi kepada Pesulap Merah. Pemilik nama asli Marcel Radhival itu diminta secara tertulis maupun lisan atas postingan di media sosialnya beberapa waktu lalu yang dianggap meremehkan profesi pemilik nama asli Rara Istiati Wulandari sebagai pawang hujan.
Pesulap Merah diharapkan meminta maaf secara langsung atau melalui media sosial dalam jangka waktu 3x24 jam.
"Pada kesempatan siang ini dan sebelum melakukan upaya hukumnya lainnya, kami meminta agar saudara pesulap merah untuk meminta maaf secara tertulis dan lisan di media sosialnya di YouTube atau ketemu juga boleh karena apa yang ia katakan tidak benar khusus yang di lakukan Mbak Rara. Kami meminta Pesulap Merah meminta maaf atau membuktikan dalilnya seperti yang selama ini ia lakukan kepada pihak-pihak lain. Kami kasih waktu 3x24 jam," tegas Minola Sebayang selaku kuasa hukum Mbak Rara, saat menggelar konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 1 September 2022.
Somasi ini berawal dari postingan Pesulap Merah pada 20 Maret 2022 lalu yang dianggap menyinggung profesi Mbak Rara sebagai pawang hujan dengan menyamakannya sebagai stand up comedy.
"Stand up komedinya cukup bagus, tapi kurang lucu dan terkesan terlalu menghayal. Tingkatkan lagi kemampuan stand up komedinya ya Bu. Kalau pawang hujan efektif, buat apa ada pemadam kebakaran? Setiap ada kebakaran suruh aja dia turunin hujan," tulis Pesulap Merah.
Mbak Rara yang merasa tersinggung juga meminta Pesulap Merah mempertanggungjawabkan omongannya tersebut.
"Kalau minta maaf mudah tapi tolong di buktikan apakah Mandalika MotoGP menggunakan pawang hujan itu hanya untuk stand up comedy. Silakan minta maaf 3x24 secara lisan dan tertulis maka tentu kami akan melakukan upaya hukum, karena restorative justice sudah kami lakukan," tutur Mbak Rara.
Sebelumnya, Pesulap Merah berseteru dengan Samsudin Jadab soal pengobatan alternatif yang mengatasnamakan agama serta persatuan dukun yang merasa tersinggung profesinya dilecehkan.