Mbah Moen Wafat, PDIP Surabaya: Kami Kehilangan Guru Bangsa
Kewafatan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maimoen Zubair (Mbah Moen), Selasa 6 Agustus 2019, di Makkah, Arab Saudi, turut mendapat reaksi dari PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Melalui Ketua DPC PDI-P Surabaya, Adi Sutarwiyono menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Mbah Moen. Menurutnya, PDI-P sangat menghormati Mbah Moen sebagai salah satu ulama besar di Indonesia. Terlebih, Mbah Moen sangat dekat dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Bahkan, pada 27 Juli 2019 sebelum Mbah Moen berangkat ke Tanah Suci, Makkah, untuk melaksanakan ibadah haji, Mbah Moen sempat bertemu Megawati di Jakarta. Menurutnya, jalinan tali silaturahmi antara Megawati dan Mbah Moen sudah terjalin sejak lama.
Pada pertemuan itu pula, Mbah Moen juga pamitan kepada Mega karena akan berangkat menunaikan ibadah haji. Ternyata itu merupakan pertemuan terakhir dengan Mega, sebelum Mbah Moen menghembuskan nafas terakhirnya di Makkah.
“Kami di PDI Perjuangan sangat menghormati ulama. Mbah Moen juga sangat dekat dengan keluarga besar PDI Perjuangan. Bahkan, beliau bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati sebelum haji kan,” ungkap Awi, sapaan akrab Adi Sutawriyono kepada ngopibareng.id, Selasa 6 Agustus 2019.
Menurut Awi, sosok Mbah Moen adalah guru bangsa yang memiliki jasa besar dalam membimbing masyarakat Indonesia. Ilmu keagamaan beliau tak perlu diragukan lagi, karena kiprah Mbah Moen sangat panjang di dunia pesantren. Selain itu, dalam konteks keIndonesiaan, berbangsa dan bertanah air, Mbah Moen tidak henti-hentinya mengajak kita semua untuk mencintai tanah air Indonesia, secara lahir dan batin.
Adi menambahkan, Mbah Moen adalah ulama yang menjadi panutan bagi semua kader PDI-P dan rakyat Indonesia, karena sangat tekun untuk merajut kebangsaan., terlepas dari agama yang dianut. Selain itu, Mbah Moen juga mengajarkan untuk tetap mencintai sesama anak bangsa meskipun berbeda pendapat, agama, dan golongan.
“Beliau menunjukkan bahwa tidak ada kemenduaan: antara menjadi manusia yang taat beragama dan menjadi nasionalis pada saat bersamaan. Karena bagi Mbah Moen, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman. Itu yang tertanam di benak kami semua,” lanjutnya.
Maka dari itu, kini Awi berharap kepada semua rakyat Indonesia, khususnya kader PDI-P untuk terus mendoakan Mbah Moen. Menurutnya, Mbah Moen merupakan sosok yang baik, sehingga ia akan ditempatkan di tempat yang baik pula oleh Allah SWT.
“Kita semua berduka, dan mendoakan agar beliau husnul khotimah, mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT,” pungkasnya.
Rencananya, Mbah Moen akan dimakamkan di kompleks pemakaman Ma’la, Makkah. Hal itu sesuai dengan keinginan Ketua Majlis Syariah PPP tersebut semasa hidupnya.
Seperti diketahui, Sabtu 27 Juli 2019, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menerima kedatangan Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta. Saat itu, Mbah Moen datang bersama putranya yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Kepada Megawati, Mbah Moen menjelaskan kedatangannya hendak bersilaturahim sebelum pergi menunaikan ibadah haji.
Sekjen PPP Arsul Sani menyebut selain bersilaturahmi Mbah Moen juga memberi masukan kepada Megawati terkait program penguatan lembaga pendidikan keagamaan dan serta penguatan ekonomi keumatan.