Mbah Lahar, Penjual Kipas Bambu Asal Lamongan Naik Haji
Sudah sebulan lebih, di bawah tiang traffic light, sebelah barat sisi utara perempatan Jalan Basuki Rahmat - Andanwangi, Lamongan, tidak pernah lagi terlihat seorang kakek renta duduk berjualan alat kebersihan rumah.
Sang kakek, menjajakan kipas anyaman bambu, penebah lidi, sulak (kemucing) dan sebagainya. Barang dagangan itu ditata pada sebuah perlak plastik yang tidak seberapa lebar, sekitar 1x1,5 meter.
Biasanya, sang kakek yang biasa berkaus oblong dan berpeci hitam itu berjualan empat hari dalam seminggu. Setiap hari Jumat libur, Sabtu dan Minggu kadang berjualan, kadang tidak.
Sang kakek yang belakangan diketahui bernama Mbah Lahar bin Lasidin itu, Jumat 2 Juni 2023 muncul lagi di Lamongan kota. Tidak berjualan, ia berada di Pendapa Lokatantra Pemkab Lamongan.
Tetapi kali ini penampilannya pun beda. Sangat rapi. Memakai baju batik lengan panjang motif kembang warna hijau ungu. Tetap berpeci dan berkalung slayer warna hijau. Mbah Lahar juga terlihat memakai ID card. Ya, Mbah Lahar menjadi salah seorang peserta CJH Lamongan.
"Bakul kipas naik haji. Mbah itu yang biasa mangkal di perempatan dekat gedung DPRD, " celetuk seorang yang hadir saat pemberangkatan CJH Lamongan.
Mbah Lahar sontak menjadi perbincangan. Persisnya, ketika namanya terpanggil untuk mendapatkan penghargaan dari Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, sebagai CJH inspiratif.
Selain Mbah Lahar, penghargaan CJH inspiratif juga diberikan kepada Sukur bin Idin, 98 tahun, asal Kecamatan Turi, sebagai CJH tertua. Dan CJH termuda Akbar Nur Husni Ardhi bin Djakfar Makruf Arjono, 20 tahun, asal Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Lamongan.
Jumlah calon jemaah haji (CJH) Lamongan 2023 sebanyak 1.697 orang. Terdiri 798 laki-laki dan 899 perempuan. Terbagi enam kloter, diberangkatkan dua hari. Kloter 23, 24 dan 25 berangkat pada Jumat 2 Juni 2023 terdiri dari 581 CJH, termasuk Mbah Lahar. Esoknya, Sabtu 3 Juni 2023, kloter 26, 27 dan 28 sebanyak 1.116 jemaah.
"Alhamdulillah panjenengan semua dapat memenuhi panggilan Allah SWT sebagai orang yang terpanggil. Insya Allah ibadah ini adalah ibadah panggilan. Karena kalau tidak demikian, maka Mbah Syukur yang 98 tahun, Mas Akbar, dan Mbah Lahar yang berjualan kipas dan kemucing hari ini tidak bisa diberangkatkan. Kita tidak menduga bahwa Mbah Lahar ini juga bisa berangkat. Karena semangat dan keinginan beliau hari ini, alhamdulillah juga ikut terpanggil ke tanah suci Makkah dan Madinah," kata Bupati Lamongan, usai menyerahkan penghargaan.
Mbah Lahar tercatat sebagai warga Dusun Semampir, Desa Madulegi, Kecamatan Sukodadi. Ia memiliki seorang istri dengan tujuh orang anak. Dua di antaranya meninggal dunia.
Ia mengaku terinspirasi berangkat haji sejak 2014. Saat itu dia melihat sebuah tayangan televisi, ada seorang pengemis bisa pergi haji karena rajin menabung.
Sejak saat itu, Mbah Lahar pun rajin menabung. Sedikit demi sedikit dari hasil berjualan ditabungnya. Ia juga mengaku sebelumnya memiliki sedikit tabungan, yang dikumpulkan ketika ia masih berjualan keliling.
"Waktu saya masih belum setua ini dan masih kuat, saya berjualan keliling. Hasilnya juga ada yang saya tabung," tuturnya.
Dua tahun kemudian, 2016, Mbah Lahar mendadak minta di antar salah seorang anaknya, untuk mendaftar. Tekadnya sudah bulat, harus bisa pergi haji.
Baca Asmaul Husna
Setelah mendaftar, untuk mewujudkan keinginannya, Mbah Lahar selain tetap bekerja juga tidak henti berdoa. Ia mengaku, setiap hari tidak lepas membaca selawat dan asmaul husna.
"Tidak harus dipastikan berapa jumlah selawat dan asmaul husna yang dibacanya. Yang penting setiap hari harus baca," imbuhnya.
Alhamdulillah, lanjut Mbah Lahar, tahun 2023 ini dia terpanggil. Antreannya terhitung singkat. Padahal, jika mendaftar 2016 bisa saja berangkat lebih dari 15 tahun lagi.
"Alhamdulillah, saya dapat jatah panggilan karena ikut kelompok usia lanjut. Alhamdulillah ini rezeki saya dapat panggilan. Minta doanya ya, agar diberi kesehatan, aman, lancar dan mabrur, " pungkasnya, dalam bahasa Jawa.
Selamat menunaikan ibadah haji Mbah Lahar. Semoga mabrur.