Mayoritas Santri Pesantren di Jateng Ogah Mudik Lebaran
Sejumlah santri di pondok pesantren di Jawa Tengah memutuskan tidak mudik lebaran saat pandemi COVID-19. Total sebanyak 23.914 santri di 400 pondok pesantren di Jawa Tengah yang bertahan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah mengeluarkan Rp2,3 miliar untuk membantu para santri tersebut. Tak cukup hanya di situ, setelah sebelumnya mengunjungi sejumlah mahasiswa luar daerah, kini Ganjar menyempatkan diri berkunjung ke beberapa pondok pesantren di Kota Semarang untuk menengok kondisi para santri itu sekaligus membagikan sembako.
Dua pondok pesantren dikunjungi Ganjar, Selasa, 19 Mei 2020. Keduanya adalah Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Ponpes Raudlatut Thalibin Tugurejo Semarang. Di dua pondok pesantren tersebut, masih ada puluhan santri yang beraktivitas dan memutuskan tidak mudik.
"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini. Sebab menurut informasi dari Biro Kesra saya, dari Kemenag dan Baznas, bahwa ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif saat ini, dengan 23.914 santri yang tidak mudik," kata Ganjar.
Menurutnya, setelah beberapa waktu lalu Ia rajin berkeliling menengok para mahasiswa dari luar daerah, kali ini dirinya memang sengaha menengok santri di pondok pesantren. Ternyata, banyak santri yang dikunjunginya juga berstatus mahasiswa dari luar daerah.
"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar jawa ada. Bahkan tadi ada yang dari luar negeri, dari Somalia dan Thailand. Alhamdulillah mereka semuanya sehat-sehat saja," terangnya.
Bantuan yang diberikan lanjut Ganjar tidaklah seberapa. Namun dengan bantuan itu, diharapkan para santri bisa tenang menjalani hidup selama tidak mudik ini.
"Ini cerita kemanusiaan saja, kalau bisa kita bantu, mereka bisa tenang belajar. Mereka juga bisa mengabarkan pada orang tua, bahwa ananda baik-baik saja, bisa sekolah, ngaji dan nyantri dengan tenang. Kalau semua tenang, semua bahagia, maka imun akan meningkat," pungkasnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan, Prof. Imam Taufiq mengatakan, sejal wabah COVID-19 menyerang, pihaknya memberikan dua pilihan pada santrinya. Pertama boleh pulang kampung tapi tidak boleh kembali sampai kondisi membaik, kedua tetap tinggal di pondok dan mengikuti kegiatan mengaji seperti biasanya.
"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetep di pondok dan ngaji," kata Imam.
Imam sangat berterimakasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan Ganjar kepada para santri. Ia berdoa semoga wabah ini segera berakhir dan kehidupan berjalan dengan normal.
Advertisement